Sabtu, Oktober 26BANYUWANGINET
Shadow

Festival Mentari Kampanye Jaga Sumber Mata Air Banyuwangi

Festival Mentari Kampanye Jaga Sumber Mata Air Banyuwangi

BanyuwangiNet – Memiliki 348 sumber mata air Banyuwangi kampanye masyarakat untuk menjaga mata air, dengan menggelar Festival Mentari (Menjaga Mata Air), di Kawasan hutan bambu Dam Londo, Kecamatan Licin, Selasa (22/3/2022). 

Sumber mata air Banyuwangi tersebut untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk, yang diperkirakan mencapai 257 juta liter air tiap hari.

“Air tanah sangat kita butuhkan. Tidak hanya untuk manusia saja, namun juga untuk hewan dan tumbuhan.  Merawat sumber mata air adalah kewajiban agar keberlangsungannya terus terjaga,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

Dalam kampanye menjaga sumber mata air Banyuwangi dilakuka  gerakan menanam pohon secara serentak di sekitar sumber-sumber mata air. Sekitar 2.500 pohon buah ditanam di sumber mata air di seluruh Banyuwangi. Tanaman yang ditanam adalah tanaman pangan seperti pohon alpukat dan jambu madu.

Baca Juga: Mengusung Konsep Kampung Osing, Pembangunan AWT Banyuwangi Terus Dikebut

“Ini upaya untuk menyelamatkan ekosistem alam dari hulu hingga hilir. Melalui festival ini kita semua mengajak masyarakat merawat mata air. Menanam pohon agar sumber-sumber mata air kembali bermunculan,” kata Ipuk.

Kampanye menanam pohon tersebut juga untuk menambah pasokan oksigen, dan mencegah bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

“Saya minta camat dan kepala desa terus mendorong warganya untuk menggalakkan menanam pohon di sekitar sumber mata air. Terutama mereka yang bermukim di sekitar sumber mata air, maupun yang dekat dengan lahan kritis, misalnya tepi-tepi sungai,” jelas Ipuk.

Baca Juga: Festival Cokelat Banyuwangi, Mulai Edukasi Kakao hingga 1000 Cup Minuman Cokelat Gratis

“Selain dapat menjaga ekosistem, hasil dari buahnya bisa dikonsumsi oleh warga sekitar,” kata Ipuk.  

Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi Dwi Handayani mengatakan, dipilihnya sumber mata air Dam Londo Desa Tamansari sebagai lokasi festival, karena sumber air di sini dimanfaatkan warga untuk mengairi lahan sawah warga sekitar. Sekitar 15 hektar sawah di desa itu bergantung dari Dam Londo tersebut.

“Ini juga untuk menjaga agar Dam Londo menjadi destinasi wisata. Dam Londo ini peninggalan zaman Belanda yang sarat dengan histori. Ini yang juga ingin kita angkat,” kata Yani, sapaan Dwi Handayani. 

Festival ini juga diawali dengan sosialisasi lingkungan yang dilaksanakan secara virtual dengan diikuti 200 peserta dari pelajar SD-SMA. Serta dirangkai penebaran benih ikan di kawasan Dam Londo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *