Sabtu, Oktober 26BANYUWANGINET
Shadow

Desbumi Banyuwangi, Berdayakan Mantan Pekerja Migran dengan Semangat Gotong Royong

Bupati Ipuk saat bertemu dengan para mantan pekerja migran di Desbumi.

BanyuwangiNet.com – Tidak semua pekerja migran yang kembali ke tanah air datang dengan bergelimang harta. Banyak pula yang pulang dengan ketidakpastian mengenai masa depan. Namun, di Banyuwangi, terdapat Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi) di Desa/Kecamatan Tegaldlimo yang berfokus pada pemberdayaan para mantan pekerja migran.

Desbumi adalah program kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak seperti Migrant Care, pemerintah desa, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), masyarakat, dan komunitas keluarga pekerja migran. Program ini menyediakan berbagai layanan dan dukungan bagi mantan pekerja migran yang tidak ingin lagi bekerja di luar negeri, sekaligus memberikan perlindungan kepada para pekerja migran. Layanan yang disediakan meliputi informasi, pengurusan dokumen, layanan pengaduan kasus, sosialisasi migrasi aman, dan pendataan migran secara reguler.

Baca Juga: Pembalap dari Berbagai Tim Mancanegara Mulai Berdatangan dan Coba Track Banyuwangi Tour de Ijen

Di Tegaldlimo, banyak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mempekerjakan dan melatih para mantan pekerja migran. Industri-industri ini mencakup produksi tas anyaman, makanan olahan seperti keripik tempe, kerupuk puli, rengginang, jipang beras jawa, kacang, sambal, jamu tradisional, dan minuman dari jamur kombucha.

Saat ini, terdapat 52 mantan pekerja migran yang bergabung dalam Desbumi. Mereka terbagi dalam beberapa kelompok seperti Sinar Migran di Desa Tegaldlimo, Barokah Migran di Desa Wringinpitu, Sukses Migran di Desa Kedung Gebang, Asri Migran di Desa Kedung Asri, dan Pelangi Migran di Desa Kendalrejo.

“Saya sangat terbantu dengan adanya teman-teman kelompok migran ini. Jika kelompok saya tidak mampu memenuhi permintaan pasar, maka saya akan mengambil dari kelompok-kelompok yang lain,” ujar Siti Khotimah, mentor dan pelatih tas anyaman kelompok Sinar Migran.

Baca Juga: Sisik Melik Potensi Desa, Banyuwangi Ethno Carnival 2024

Khotimah, seorang pengusaha tas anyaman bambu, melatih para mantan pekerja migran cara membuat tas anyaman. Setelah menguasai keterampilan tersebut, para pekerja migran mengerjakan tas di rumah masing-masing agar bisa dekat dengan keluarga. Tas-tas yang sudah jadi kemudian disetorkan kepada Khotimah untuk dipasarkan.

Setiap mantan pekerja migran dapat membuat sekitar 10 tas per bulan, tergantung pada kemampuan mereka. Dari pembuatan tas tersebut, mereka bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 2 hingga 3 juta per bulan. Tas buatan mereka bahkan dikirim hingga Yogyakarta, Bali, dan Lampung.

Menurut Uut Rohimatin, seorang relawan Desbumi, Kecamatan Tegaldlimo adalah salah satu daerah kantong pengirim pekerja migran di Jawa Timur, dengan tujuan negara yang beragam seperti Taiwan, Hongkong, Malaysia, dan Arab Saudi. Uut menjelaskan bahwa tidak semua pekerja migran yang kembali membawa banyak uang. Kadang, meskipun rumah mereka tampak mewah, untuk makan sehari-hari mereka kesulitan.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengunjungi Desbumi dalam program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Tegaldlimo pada Senin (15/7/2024) dan memberikan apresiasi atas upaya yang dilakukan di desa tersebut. “Saya sangat mengapresiasi effort dari para relawan yang mendampingi dan melatih mereka sehingga bisa survive,” kata Ipuk.

Ipuk juga meminta OPD terkait untuk memberikan pendampingan dan bantuan program peningkatan usaha mikro seperti pendampingan melalui UMKM Naik Kelas, bantuan usaha Warung Naik Kelas, bantuan Kanggo Riko, dan program-program lainnya. Dengan program-program ini, diharapkan para mantan pekerja migran dapat meningkatkan perekonomian mereka dan terus berkembang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *