Sabtu, Oktober 26BANYUWANGINET
Shadow

Banyuwangi Lumbung Jagung Jawa Timur, Petani Raih Rp. 38 juta per Hektare

Banyuwangi Lumbung Jagung Jawa Timur, Petani Raih Rp. 38 juta per Hektare
Banyuwangi lumbung jagung Jawa Timur. Bupati Ipuk saat panen jagung di Kecamatan Wongsorejo.

BanyuwangiNet.com Kabupaten Banyuwangi lumbung jagung Jawa Timur. Daerah paling ujung timur Jawa itu, berkontribusi sebanyak 18,9 persen dari total produksi jagung daerah tersebut, atau sekitar 250 ribu ton jagung setiap tahun.

Salah satu wilayah di Banyuwangi yang menjadi basis produksi jagung adalah Desa Alasrejo, yang terletak di Kecamatan Wongsorejo. Di desa ini, produktivitas jagung mencapai 7-8 ton per hektare.

“Dengan peningkatan produksi jagung di Desa Alasrejo, posisi Banyuwangi sebagai sentra produksi jagung di Jawa Timur semakin kuat,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

Bupati Ipuk bergabung dengan para petani dalam merayakan hasil panen jagung di lahan seluas 1,5 hektar dengan masa panen sekitar 100-120 hari, dan mampu menghasilkan 7-8 ton per hektare.

Berdasarkan informasi dari petani harga jagung saat ini mencapai Rp. 5500 per kilogram. Jadi, jika hasil panen mencapai 7 ton, pendapatan bisa mencapai Rp. 38,5 juta per hektare. “Ini adalah jumlah yang mengesankan hanya dalam jangka waktu 3-4 bulan,” ujar Ipuk.

Baca Juga: Peningkatan Ekonomi Arus Bawah, Program Wenak Banyuwangi Sasar 3.700 Pedagang Warung Rakyat

Bupati Ipuk juga berbagi bahwa jika produktivitas jagung di Desa Alasrejo dapat dipertahankan atau ditingkatkan, maka daerah tersebut dapat memenuhi kebutuhan jagung di Jawa Timur.

“Jagung merupakan komoditas strategis dan diperlukan dalam industri pangan serta pakan ternak. Jika kita mampu memproduksi jagung dengan kualitas dan jumlah yang baik, kita dapat memberikan kontribusi signifikan pada perekonomian lokal maupun nasional,” tambahnya.

Baca Juga: Banyuwangi Festival 2023 Bulan Agustus, Banyak Event Pengungkit Ekonomi Masyarakat

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, di bawah kepemimpinan Ipuk, telah menegaskan komitmennya untuk mengoptimalkan sektor pertanian melalui pemanfaatan teknologi. Salah satu program unggulan adalah “Jagoan Tani” yang mendorong generasi muda untuk berinovasi di bidang pertanian.

Sementara itu, Pelaksana Harian Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi, Nanang Sugiarto, menjelaskan bahwa Banyuwangi menjadi penyumbang signifikan dalam produksi jagung Jawa Timur, menyumbang 18,9 persen atau sekitar 250 ribu ton jagung.

Baca JugaPemkab Banyuwangi Berdayakan Istri Nelayan

Nanang menjelaskan bahwa varietas jagung MK Sumo yang memiliki kandungan protein tinggi menjadi unggulan di Wongsorejo.

“Di Wongsorejo, kami menanam varietas MK Sumo dengan masa panen 100-120 hari di lahan seluas 1,5 hektar, dengan hasil mencapai 7-8 ton. Varietas ini memiliki keunggulan seperti ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta kandungan protein yang tinggi,” jelas Nanang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *