Sabtu, Oktober 26BANYUWANGINET
Shadow

Pengolahan Sampah Project STOP Banyuwangi Ciptakan Ratusan Lapangan Kerja

Pengolahan Sampah Project STOP Banyuwangi Ciptakan Ratusan Lapangan Kerja
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat program Kali Bersih. Pengolahan Sampah Project STOP Banyuwangi akan diperluas.

BanyuwangiNet– Pengolahan sampah plastik Project STOP Banyuwangi yang dilakukan di Kecamatan Muncari sejak 2018 lalu, telah menciptakan ratusan lapangan kerja baru bagi warga setempat.

Berjalan hampir 5 tahun, Project Stop (Stop Ocean Plastics) mampu menciptakan lebih dari 100 lapangan pekerjaan. Warga Muncar yang dulunya suka membuang sampah plastik ke laut, kini mengelolanya di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Warga dilibatkan dalam proses penjemputan dan pemilahan sampah. Tentu ini menambah pendapatan mereka.

Selain itu, project STOP Banyuwangi juga berhasil menyediakan layanan pengangkutan sampah bagi 90 ribu penduduk dan mengumpulkan 14 ribu ton sampah, dimana 1.900 ton di antaranya adalah sampah plastik.

“Program ini sangat membantu Banyuwangi, khususnya masyarakat Muncar, dalam masalah pengelolaan sampahnya. Daerah pesisir Muncar yang dulunya banyak tumpukan sampah, kini menjadi lebih bersih dan rapi. Warga juga diuntungkan secara ekonomi dari penjualan sampah maupun terbukanya lapangan kerja di TPST,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Kamis (17/3/2022).

Baca Juga: Mengusung Konsep Kampung Osing, Pembangunan AWT Banyuwangi Terus Dikebut

“Bahkan saya dengar sudah ada perusahaan dari Austria yang menawarkan kerja sama untuk ekspor sampah plastik. Tentu ini semakin membuka peluang ekonomi bagi warga Muncar,” imbuh Ipuk.

Project STOP adalah program pengendalian laju pembuangan sampah plastik ke laut. Selama program ini berjalan, Pemerintah Norwegia bersama korporasi Borealis dari Austria mendukung NGO Systemiq untuk melakukan pendampingan masyarakat di Kecamatan Muncar dalam pengelolaan sampah. Selain mengajak warga menghentikan kebiasaan buruk membuang sampah di laut, program ini juga mendampingi warga bagaimana mengelola sampah secara profesional.

Project STOP Banyuwangi Diperluas

Pada tahun ini, project STOP dikembangkan menjadi program Banyuwangi Hijau. Bedanya, jika project STOP Banyuwangi hanya dilakukan di Muncar, Banyuwangi Hijau akan menjangkau 5 kecamatan sekaligus. Yakni Songgon, Rogojampi, Sempu Genteng, dan Singojuruh.

“Program ini bertujuan mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih komprehensif. Kali ini, kita fokus pada pengendalian sampah langsung dari rumah tangga,” kata Ipuk.

Pemkab akan membangun TPST 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang menjangkau 5 kecamatan tersebut. Pemkab menyiapkan lahan seluas 1,5 hektar di Kecamatan Songgon yang nantinya akan menjadi pusat pengolahan sampah yang telah dipilah dari berbagai kecamatan di atas.

Baca Juga: Festival Cokelat Banyuwangi, Mulai Edukasi Kakao hingga 1000 Cup Minuman Cokelat Gratis

“Saat ini proses pembangunannya sudah mulai berjalan. Target kami November sudah bisa diresmikan,” kata Ipuk.

Ipuk berterima kasih kepada Pemerintah Norwegia yang membantu masalah penanganan sampah di Banyuwangi.

“Kami juga senang bisa kembali bekerjasama dengan Systemiq. Kami berharap program Banyuwangi Hijau bisa meningkatkan cakupan layanan persampahan yang berkelanjutan, serta mendorong terciptanya perilaku bersih dalam masyarakat,” kata Ipuk.

Ipuk optimistis capaian pengelolaan sampah di Banyuwangi bisa semakin meningkat. “Program ini kami perkirakan bisa melayani 2 juta penduduk hingga 2025, menciptakan lebih dari 1000 lapangan pekerjaan, dan mengumpulkan 230 ribu ton sampah setiap tahun, dengan 25 ribu ton di antaranya adalah sampah plastik,” urai Ipuk.

“Dengan demikian, Banyuwangi bisa berkontribusi dalam pencapaian target Pemerintah Indonesia mengurangi 70 persen kebocoran sampah plastik ke laut pada 2025,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *