Sabtu, Oktober 26BANYUWANGINET
Shadow

Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat, Banyuwangi Raih Piala Adipura

Piala Adipura
Penganugerahan Piala Adipura.

BanyuwangiNet.com – Kabupaten Banyuwangi kembali mengukir prestasi gemilang dalam bidang lingkungan hidup dengan meraih Piala Adipura dalam Penganugerahan Adipura, yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Penghargaan ini diserahkan secara langsung pada acara penganugerahan yang berlangsung di Jakarta pada Selasa (5/3/2024).

Selain meraih Piala Adipura, Banyuwangi juga berhasil meraih Plakat Adipura, menunjukkan komitmen dan keseriusan dalam upaya pengelolaan sampah yang berbasis pada konsep TPS 3R (tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle), melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyampaikan rasa syukur atas pencapaian tersebut. “Alhamdulillah, Banyuwangi kembali raih Piala Adipura, lambang kebersihan kota dan lingkungan hidup. Ini tentunya kebanggaan bagi semua warga Banyuwangi yang terus berupaya menjadikan daerahnya bersih dan nyaman. Ini adalah kerja gotong royong seluruh warga,” ujar Bupati Ipuk dengan penuh semangat.

Prestasi ini menandai kembalinya Piala Adipura ke Banyuwangi setelah terakhir kali diraih pada tahun 2017. Meskipun sempat absen dalam beberapa tahun terakhir, Banyuwangi terus berupaya menjaga kebersihan daerah dan meningkatkan pengelolaan persampahan.

Baca Juga: Sego Tempong, Kuliner Banyuwangi dengan Pedas yang Menampar

“Bukan berarti sekian tahun absen Adipura, kita tidak melakukan upaya apapun. Namun, kami terus menjaga kebersihan daerah dan meningkatkan pengelolaan persampahan. Tidak hanya mengandalkan TPA, tapi kami terus mendorong pengelolaan sampah secara sirkular lewat TPS 3R. Karena kami ingin penanganan sampah dilakukan dari hulu ke hilir,” tambah Bupati Ipuk.

Banyuwangi telah mengimplementasikan sejumlah program persampahan, seperti bank sampah, pembangunan TPS3R, dan berbagai inovasi penanganan sampah yang melibatkan pihak swasta maupun masyarakat. Pemkab Banyuwangi menjadikan penanganan sampah sebagai prioritas program pembangunan, sehingga penanganannya cukup komprehensif, dari hulu ke hilir.

“Kami membuat regulasi persampahan, mulai peraturan daerah, peraturan bupati, hingga Surat Edaran tentang pengelolaan dan pengurangan penggunaan plastik. Kami juga menetapkan pengelolaan persampahan sebagai salah satu indikator penilaian dalam rapor desa, yang akan menentukan alokasi anggaran tiap desa,” terang Bupati Ipuk.

Baca Juga: Banyuwangi Uji Coba Penjualan Sembako dengan Kemasan Daur Ulang di Warung-Warung

Selain itu, Banyuwangi didukung oleh berbagai kelompok dan organisasi masyarakat seperti Osoji Club, Eco Ranger, dan Pega Indonesia, yang aktif dalam pengelolaan sampah dengan konsep reduce, reuse, recycle. Kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk pemerintah Norwegia turut berkontribusi dalam pembangunan TPS 3R Tembokrejo dan di Balak.

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Dwi Handayani, menjelaskan bahwa penilaian Adipura tidak hanya berfokus pada kebersihan fisik kota, tetapi juga mengukur keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah, mulai dari rumah hingga ke TPS3R.

Baca Juga: Sego Cawuk, Sarapan Favorit Warga Banyuwangi

“Dasar penilaian Adipura tahun ini salah satunya adalah pengurangan sampah secara determinan (less TPA). Tim melakukan verifikasi lapangan terhadap sarana dan prasarana pengelolaan sampah dari hulu ke hilir,” kata Dwi Handayani.

Berkat sinergi antara pemkab, warga, dan pihak lainnya, pada tahun 2023 Kabupaten Banyuwangi berhasil mencapai pengurangan sampah sebesar 30.22% dan penanganan sampah sebesar 27.15%. Keberhasilan ini mencerminkan komitmen Banyuwangi dalam mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *