Sabtu, Oktober 26BANYUWANGINET
Shadow

Manfaatkan Peluang Mantan TKI Bangun Peternakan Kambing Perah di Banyuwangi

Peternakan kambing perah di Banyuwangi milik Jarot Setiawan
Peternakan kambing perah di Banyuwangi milik Jarot Setiawan.

BanyuwangiNet.com – Setelah dua kali bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Taiwan, Jarot Setiawan memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Banyuwangi dan memulai usaha peternakan kambing perah. Kini, usaha yang dirintisnya mampu memproduksi ratusan liter susu kambing setiap hari.

Berlokasi di bekas lahan kebun jeruk di Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, peternakan ini menampung sekitar 200 kambing perah jenis Sapera. Peternakan tersebut tertata rapi dan bersih, dan di sinilah Jarot memproduksi susu kambing yang semakin diminati masyarakat.

“Susunya enak, tidak bau prengus. Jadi, kesan bahwa susu kambing itu bau tidak benar. Bentuknya lebih kental dari susu sapi dan harganya juga lebih mahal,” ungkap Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, saat mengunjungi peternakan milik Jarot.

Bupati Ipuk juga menambahkan bahwa saat ini terdapat tren masyarakat yang mulai beralih dari susu sapi ke susu kambing, didukung oleh penelitian yang menunjukkan kandungan gizi susu kambing lebih tinggi dibandingkan susu sapi.

Baca Juga: Miliki Banyak Potensi, Banyuwangi Dorong Diversifikasi Produk Olahan

“Susu kambing saat ini banyak diminati masyarakat, sehingga beternak kambing perah bisa menjadi pilihan yang menjanjikan,” tambahnya.

Menurut Ipuk, Jarot adalah contoh sukses dari potensi besar sektor pertanian yang bisa dikembangkan di Banyuwangi.

“Kisah sukses Mas Jarot ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda di Banyuwangi. Ia merintis usahanya dari nol hingga kini menjadi salah satu pemasok utama susu kambing,” tuturnya.

Baca Juga: Perkuat Integrasi Layanan Primer, Banyuwangi Gelar Festival Posyandu Kreatif

Jarot sendiri mengisahkan perjalanan hidupnya sebelum memulai usaha peternakan kambing perah. Setelah dua kali bekerja sebagai TKI di Taiwan, yakni pada periode 1999-2002 dan 2006-2009, ia kembali ke kampung halaman dan sempat mencoba bertani jeruk. Namun, pada tahun 2016, Jarot beralih ke usaha peternakan kambing perah.

“Saya pernah kerja ngelas di Taiwan, lalu pulang dan mencoba bertani jeruk. Akhirnya, saya memilih beternak kambing perah sejak tahun 2016 hingga sekarang,” kata Jarot.

Saat ini, peternakannya memproduksi rata-rata 700-1000 liter susu kambing per minggu. Dengan harga Rp 16.000 per liter, susu kambing dari peternakan ini dikirim ke supplier pabrik susu bubuk di Yogyakarta dan Semarang.

“Kami menjual susu kambing dalam bentuk beku, dan setiap minggunya mampu mengirim antara 700 hingga 1000 liter,” tambah Jarot.

Dengan semakin berkembangnya usaha ini, Jarot Setiawan tidak hanya meningkatkan perekonomian keluarganya, tetapi juga memberikan inspirasi bagi masyarakat sekitar untuk mengembangkan potensi lokal yang ada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *