Sabtu, Oktober 26BANYUWANGINET
Shadow

Desa Mandiri di Banyuwangi Terus Meningkat, Dua Desa Masuk 10 Besar Nasional

Desa Mandiri di Banyuwangi Terus Meningkat, Dua Desa Masuk 10 Besar Nasional
Desa Mandiri di Banyuwangi: Program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) yang digalakkan Bupati Ipuk Fiestiandani.

Berbagai program pengembangan desa, membuat Desa Mandiri di Banyuwangi terus meningkat.

BanyuwangiNet– Dua desa di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kembali masuk peringkat sepuluh tertinggi status Indeks Desa Membangun (IDM) Mandiri Nasional. Dua desa tersebut adalah Desa Genteng Kulon dan Genteng Wetan.

Desa mandiri adalah desa maju yang memiliki kemampuan melaksanakan pembangunan desa untuk peningkatan kualitas hidup serta kesejahteraan masyarakatnya, dengan ketahanan ekonomi dan ketahanan ekologi (lingkungan) secara berkelanjutan.

Puluhan Warga Terdampak Banjir Kalibaru Banyuwangi akan Direlokasi di Rumah Hunian Sementara

Berdasarkan data IDM Tahun 2022, sebanyak 138 desa di Banyuwangi dinyatakan sebagai desa mandiri. Dua diantaranya, Desa Genteng Kulon menduduki peringkat keempat nasional dengan skor 0,9981; sementara Desa Genteng Wetan di posisi kesepuluh dengan skor 0,9905.

Hal itu tertuang dalam Keputusan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2022 Tentang Status Kemajuan dan Kemandirian Desa Tahun 2022.

“Kita bersyukur tahun ini dua desa kita kembali masuk dalam 10 rangking tertinggi IDM Mandiri nasional. Ini menjadi bukti keseriusan seluruh komponen kecamatan dan desa dalam mewujudkan pembangunan yang maksimal,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Rabu (9/11/2022).

“Terima kasih kepada seluruh kepala desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) se-Banyuwangi yang terus bahu-membahu membangun serta melayani masyarakat desa,” imbuh Ipuk.

Jelang KTT G20, Pangdam V Brawijaya dan Kapolda Jatim Cek Kesiapan Objek Vital di Banyuwangi

Ipuk menegaskan, ke depan pemerataan pembangunan hingga ke pedesaan akan terus ditingkatkan sehingga seluruh desa di Banyuwangi bisa menjadi desa mandiri.

Berdasarkan data IDM 2022, Banyuwangi telah bebas (zero) desa tertinggal dan berkembang. Desa-desa di Banyuwangi kini telah meningkat status IDM nya menjadi desa mandiri dan maju.

Jika dirinci, jumlah desa mandiri saat ini sebanyak 138 desa, sementara desa maju sebanyak 51 desa.

Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan jika dibandingkan tahun lalu. Yakni jumlah desa mandiri sebanyak 89 desa, desa maju sebanyak 87 desa, dan desa berkembang 13 desa.

“Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari kerja keras semua pihak. Terima kasih kepada para camat, kepala desa dan seluruh pendamping desa, serta perguruan tinggi yang telah melakukan pendampingan sehingga tercapainya peningkatan status IDM di Banyuwangi,” ujar Ipuk.

Plt. Kepala Dinas Pemberdayan Masyarakat dan Desa Banyuwangi, Ahmad Faisol, menjelaskan nilai IDM 2022 didasarkan pada Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE), dan Indeks Ketahanan Lingkungan/ekologi (IKL).

Di Desa Genteng Kulon dan Genten Wetan sendiri, kata dia, berbagai fasilitas, sarana, dan prasarana pendukung ketiga indikator penilaian tersebut telah terpenuhi. Sehingga dua desa di Kecamatan Genteng itu meraih nilai tinggi dan masuk dalam jajaran 10 besar IDM Mandiri Nasional.

Faisol memastikan, ke depan pemkab akan terus mendorong tumbuhnya desa mandiri untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat hingga ke desa-desa.

Selama ini pemkab telah melakukan berbagai upaya pemerataan pembangunan hingga ke wilayah pedesaan yang dilakukan keroyokan lintas OPD.

Salah satunya, untuk meningkatkan indeks ketahanan sosial, di bidang pendidikan pemkab meluncurkan sejumlah program diantaranya, Siswa Asuh Sebaya (SAS), aksi solidaritas siswa yang mampu mengumpulkan dana sukarela untuk membantu kawannya yang kurang mampu untuk mendukung pendidikannya. SAS saat ini manfaatnya telah dirasakan lebih luas dan berkembang menjadi sekolah asuh sekolah.

Selanjutnya Garda Ampuh (gerakan daerah angkat anak muda putus sekolah), beasiswa Banyuwangi Cerdas bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu, serta uang saku dan uang transport bagi pelajar kurang mampu.

Di bidang kesehatan, Banyuwangi meluncurkan program Sakina (stop kematian ibu dan anak). Program ini melibatkan para penjual sayur keliling di desa-desa untuk menjadi pemburu ibu hamil beresiko tinggi (bumil risti). Ada juga program pengantaran obat ke rumah warga gratis (Gancang Aron/lekas sembuh), serta menempatkan tenaga bidan di wilayah terpencil guna mengurangi angka kematian ibu dan anak.

Sementara untuk peningkatan pelayanan publik, Banyuwangi menggagas Smart Kampung yang mendorong pelayanan berbasis TIK hingga ke pelosok desa. Program ini menjadikan layanan publik semakin efektif dan efisien.

Banyuwangi juga menggeber layanan jemput bola melalui program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa). Program ini telah menuntaskan puluhan ribu urusan warga di desa-desa, mulai masalah administrasi kependudukan, perijinan usaha, anak putus sekolah, dan masih banyak lainnya.

Juga ada Camping Embung (Camping Pelayanan Masyarakat Kebun), jemput bola layanan adminduk bagi masyarakat di wilayah perkebunan maupun daerah pelosok yang jauh dari perkotaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *