Sabtu, Oktober 26BANYUWANGINET
Shadow

Bersama Norwegia, Banyuwangi Bahas Masterplan Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sampah Terpadu

Bersama Norwegia, Banyuwangi Bahas Masterplan Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sampah Terpadu

BanyuwangiNet.comPemkab Banyuwangi bersama Kedutaan Besar Norwegia dan Clean Oceans Through Clean Communities (CLOCC), membahas peningkatan kapasitas pengelolaan sampah terpadu.

CLOCC merupakan program dari Avfall Norge (asosiasi persampahan Norwegia), yang bekerja sama dengan Indonesia Solid Waste Assosiation (InSWA) untuk menyusun master plan persampahan di Banyuwangi.

Digagas sejak 2020, CLOCC membangun sistem pengelolaan sampah yang efisien dan berkelanjutan, yang mendukung pertumbuhan ekonomi, ketenagakerjaan, tingkat kesehatan, dan kualitas lingkungan.

“Dan Banyuwangi menjadi salah satu daerah di Indonesia yang dijadikan percontohan dalam pengelolaan sampah secara terpadu,” kata Project Manager Avfall Norge, Sigve Andera.

Sigve menyebutkan potensi biogas di Banyuwangi setara dengan Negara Norwegia. Karena itu, menurutnya selain untuk mengurangi permasalahan sampah di Banyuwangi, masterplan ini juga bisa menciptakan kemandirian ekonomi di desa-desa.

Baca Juga: Usung Tema “Ijen Geopark”, Rangkaian Banyuwangi Ethno Carnival Digelar Selama Sepekan

“Salah satu alasan di Banyuwangi karena potensi biogasnya yang setara dengan seluruh Norwegia. Ini merupakan peluang yang juga harus diambil. Jadi, selain untuk mengurangi limbah sampah, juga bisa menghasilkan profit yang besar,” tambahnya.

Sigve membeberkan, timbulan sampah di Banyuwangi mencapai 852,88 ton/hari. Hanya 22% sampah yang dikelola masyarakat dan masuk di tempat pembuangan akhir (TPA). Sementara sisanya 78% sampah yang tidak dikelola. Ada yang dibakar, ditimbun di tanah, dan dibuang ke perairan.

”Kami targetkan di tahun 2035 pengelolaan sampah di Banyuwangi paling tidak 60%, ini adalah standar Uni Eropa. Dan target kami mencegah kebocoran sampah ke lingkungan hingga 100% di tahun 2046,” ujarnya.

Sementara Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Rut Giverin, menyampaikan pihaknya akan mendukung penuh dialog antara Norwegia dan Banyuwangi berkaitan dengan masterplan CLOCC ini.

Baca JugaJelang Idul Adha, Banyuwangi Periksa Kondisi Ternak dan Beri Sertifikat Veteriner di Lapak Dadakan

“Fokus kami bukan hanya mendukung SDGs tapi juga proporsi bisnis bagi komunitas di dalamnya. Sesuai arahan Menlu, kami akan fasilitas sepenuhnya komunikasi yang diperlukan antara Banyuwangi dan Norwegia sehingga masterplan CLOCC dapat dilaksanakan,” ujar Rut.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Banyuwangi, Mujiono mengatakan, Pemkab Banyuwangi telah melakukan persiapan-persiapan guna mendukung masterplan CLOCC. Bekerjasama dengan PT. Systemic Lestari Indonesia, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi membuat program Banyuwangi Hijau.

“Sedang dibangun Tempat Pemrosesan Sampah (TPS) di Desa Balak, Kecamatan Songgon seluas 1,6 Ha. TPS ini aman mengelola sampah dari 33 desa di 6 kecamatan. Diantaranya Kecamatan Songgon, Singojuruh, Rogojampi, Kabat, Sempu dan Genteng. Mulai September sudah bisa beroperasi,” terang Mujiono.

Selain itu, juga ada 17 yang saat ini menjadi salah satu desa yang didukung program CLOCC.

Baca Juga: Serunya Parade Hewan Ternak di Banyuwangi Livestock Contest 2023, Sapi 1,136 Ton Jadi Pemenang

“Program Banyuwangi Hijau juga menunjuk desa-desa yang didukung oleh program CLOCC. Saat ini ada 17 desa dan targetnya di tahun 2026, setidaknya ada 47 desa percontohan,” lanjut Mujiono.

Mujiono menambahkan, usaha pengelolaan sampah bukan hanya tugas pemerintah namun juga seluruh stakeholder termasuk gotong royong dari masyarakat.

“Ini adalah usaha yang hanya bisa diselesaikan dengan usaha seluruh stakeholder. Di dalan masterplan, juga sudah ada tugas2 apa yang harus dikerjakan baik oleh OPD hingga masyarakat,” kata Mujiono.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *