Minggu, Oktober 27BANYUWANGINET
Shadow

Banyuwangi Gencarkan Konservasi Tanaman Keras dan Pembuatan Penahan Air di Kawasan Ijen

Banyuwangi Gencarkan Konservasi Tanaman Keras dan Pembuatan Penahan Air di Kawasan Ijen
Banyuwangi Gencarkan Konservasi Tanaman Keras dan Pembuatan Penahan Air di Kawasan Ijen

BanyuwangiNet.com Pemkab Banyuwangi terus menggencarkan konservasi di kawasan Gunung Ijen dengan penanamanan tanaman keras. Selain itu Banyuwangi juga memperbanyak parit buntu penahan air (rorak).

Ratusan tanaman keras dan rorak mulai dikerjakan di kawasan Gantasan di lereng Gunung Ijen, sebagai upaya penanganan banjir.

“Konservasi di wilayah hulu harus segera dilakukan. Jangan menunggu lama agar masalah banjir cepat tertangani,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Senin (27/2/2023).

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Ilham Juanda menyebut, dari total 1000 pohon yang disiapkan, separuh lebih sudah tertanam. Adapun jenisnya meliputi tanaman durian, sirsak, petai, trembesi, dan sukun.

“Saat ini sudah 545 pohon yang kita tanam. Pengerjaannya dilakukan sinergis antara pemkab, Cabang Dinas Kehutanan wilayah Banyuwangi, perusahaan perkebunan Lidjen, dan aparat Desa Tamansari,” kata Ilham.

Banyuwangi Jadi Lokus Kuliah Kerja Dalam Negeri mahasiswa Pasca Sarjana Unhan RI

Sementara untuk rorak, lanjut Ilham, dari 500 yang akan dibuat saat ini sudah siap sebanyak 100. “Sisanya, baik pohon maupun rorak, ditarget rampung akhir Maret,” tegas Ilham.

Pembuatan rorak dan penanaman tanaman keras tersebut sebagai salah satu upaya menyiapkan catchment area (daerah tangkapan air) di lereng Ijen. Terlebih, di kawasan dengan ketinggian 500-900 meter di atas permukaan laut itu terdapat 3 perkebunan.

Ngantor di Desa, Bupati Ipuk Bersama Nakes Keliling Naik Motor Pantau Kesehatan Warga di Pelosok

Di sekitar perkebunan itu ada 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang semuanya bermuara di kawasan kota Banyuwangi, yakni di DAS Kalibendo dan DAS Kalilo.

Ilham menambahkan, jenis bibit yang yang ditanam merupakan bibit yang sudah besar dengan ketinggian sekitar 1-1,5 meter. “Sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama, tanaman tersebut sudah mampu mengendalikan erosi dan curahan debit air saat intensitas hujan tinggi di wilayah hulu,” paparnya.

Selain konservasi lingkungan di wilayah hulu, penanganan banjir juga dilakukan di kawasan hilir. Pemkab Banyuwangi melakukan normalisasi dengan mengeruk sedimen sungai, meninggikan tangkis, hingga memasang kawat beronjong sebagai penahan erosi di tepi sungai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *