Sabtu, Oktober 26BANYUWANGINET
Shadow

Pemkab Banyuwangi Pastikan Stok Pangan Aman, Namun Antisipasi Dampak El Nino Tetap Dilakukan

stok pangan

BanyuwangiNet.com – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah memastikan bahwa stok pangan di daerah ini aman hingga akhir tahun.

Meski demikian, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, telah meminta kepada dinas terkait untuk mengambil langkah-langkah antisipatif guna menghadapi potensi dampak El Nino yang dapat memicu kemarau panjang.

Ipuk telah memberikan instruksi kepada Dinas Pertanian dan Pangan untuk memastikan ketersediaan stok pangan daerah dan berkoordinasi dengan pihak terkait jika terjadi kelangkaan.

“Saat ini, stok beras di daerah kita masih aman dan bahkan mengalami surplus hingga akhir tahun. Namun, kami tetap ingin memastikan bahwa ketersediaan beras di setiap wilayah kecamatan terjamin,” ungkap Ipuk.

Baca Juga: Empat Tahun Beruntun, JDIH Banyuwangi Kembali Menjadi Terbaik se-Indonesia

Dalam konteks produksi gabah di Banyuwangi untuk bulan September, Oktober, dan November 2023, mencapai 192.797 ton, setara dengan 122.807 ton beras. Dengan jumlah konsumsi beras penduduk Banyuwangi sekitar 14 ribu ton per bulan, masih terdapat surplus lebih dari 50 persen.

Selain beras, Ipuk juga meminta agar stok pangan lainnya seperti daging sapi, daging ayam, telur, bawang, dan cabai juga dipantau ketersediaannya, mengingat ini merupakan kebutuhan harian masyarakat.

“Stok pangan non-beras juga memiliki peran penting karena merupakan bagian dari kebutuhan harian warga. Kami ingin memastikan ketersediaannya,” tegas Ipuk.

Baca Juga: Sekitar 1300 Warga Banyuwangi Terima Bantuan Bedah Rumah Tak Layak Huni

Ilham Juanda, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, menyatakan bahwa ketersediaan pangan non-beras saat ini dalam kondisi memadai. Produksi untuk bulan Oktober 2023, misalnya, melebihi jumlah kebutuhan konsumsi bulanan masyarakat.

Contohnya, untuk daging sapi, produksinya mencapai 187,31 ton dengan kebutuhan konsumsi sebanyak 178,55 ton. Daging ayam ras memiliki produksi sebanyak 646,79 ton, sedangkan kebutuhan konsumsi mencapai 635,71 ton. Telur ayam ras memiliki produksi 842,49 ton dengan kebutuhan konsumsi sebanyak 816,77 ton.

Dalam hal bawang merah, produksinya mencapai 693 ton, sementara kebutuhan konsumsi sekitar 396 ton. Cabai merah besar memiliki produksi sebanyak 2801 ton, sedangkan kebutuhan konsumsi sekitar 334 ton. Untuk cabai rawit kecil, produksinya mencapai 3428 ton, sementara kebutuhan konsumsi hanya sekitar 281,67 ton.

“Secara umum, produksi dan kebutuhan pangan setiap bulan hampir seimbang, kecuali pada hari-hari besar seperti Ramadhan dan Idul Fitri. Akan tetapi, stok pangan hingga akhir tahun 2023 tetap dianggap aman,” jelas Ilham.

Ilham juga menekankan bahwa meskipun stok beras saat ini aman hingga akhir tahun, pihaknya tetap melakukan antisipasi untuk menghadapi potensi dampak El Nino. Hal ini karena ketersediaan stok beras di masa mendatang akan sangat tergantung pada masa tanam saat ini.

Salah satu langkah yang diambil adalah menghimbau para petani untuk menanam varietas padi yang lebih tahan terhadap kekurangan air, seperti Inpari 42, Situbagendit, dan Cakrabuwana.

“Untuk wilayah hilir, seperti di Kecamatan Bangorejo, Purwogarjo, Tegaldlimo, Siliragung, dan Pesanggaran, kami juga mengajak para petani untuk menanam palawija sebagai tanaman semusim selain padi, sebagai upaya penghematan air,” tambah Ilham.

Selain itu, Dinas Pertanian dan Pangan juga berupaya untuk mengoptimalkan percepatan proses tanam padi dengan menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) dan teknologi pertanian di luar lahan persawahan. Upaya ini diharapkan dapat memastikan ketersediaan pangan yang cukup untuk masyarakat Banyuwangi dalam menghadapi potensi perubahan iklim dan cuaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *