Sabtu, Oktober 26BANYUWANGINET
Shadow

Ipuk Minum Temulawak UMKM Banyuwangi Jelang Tes Kesehatan Pilkada 2020

Ipuk Fiestiandani saat olahraga bersepeda. Jelang tes kesehatan dia rutin minum temulawak UMKM Banyuwangi
Ipuk Fiestiandani saat olahraga bersepeda. Jelang tes kesehatan dia rutin minum temulawak UMKM Banyuwangi

BanyuwangiNet, Menjelang tes kesehatan sebagai syarat sebagai calon Bupati Banyuwangi, di Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang, Selasa (8/9), selain berolahraga dan istirahat yang cukup, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas minum temulawak produksi UMKM Banyuwangi.

“Tidak ada persiapan khusus. Hanya istirahat yang cukup, olahraga, dan seperti biasa saya rutin konsumsi rempah, salah satunya temulawak khas Banyuwangi,” kata Ipuk Fiestiandani, Senin (7/9).

Ipuk Fiestiandani mengatakan, olahan temulawak Banyuwangi rasanya pas. Tidak terlalu manis ataupun pahit. Selain itu sangat mudah didapat. Ipuk mengatakan tanaman obat khas Nusantara memiliki banyak manfaat untuk kesehatan terutama imunitas.

Temulawak yang juga dikenal dengan nama Javanese turmeric itu secara uji klinis selain meningkatkan daya tahan atau imunitas tubuh, juga bisa untuk menetralkan racun, menghilangkan nyeri, antibakteri, antioksi, menurunkan kolestereol, dan lainnya.

Di Banyuwangi sendiri banyak ditemukan minuman sari temulawak yang dijual di warung-warung rakyat.

“Minuman dan makanan berbasis tanaman obat bisa menjaga daya tahan tubuh. Sudah banyak tanaman herbal yang sudah terbukti secara klinis bermanfaat bagi tubuh, sekarang istilahnya fitofarmaka. Cocok dikonsumsi untuk menjaga imunitas,” kata Ipuk Fiestiandani.

Baca Juga:
Resmi Daftar Calon Bupati Banyuwangi 2021, Ipuk Fiestiandani Fokus Buka Lapangan Kerja

Para pelaku UMKM Banyuwangi mendapat servis lengkap untuk menunjang dan mengakselerasi bisnisnya melalui Rumah Kreatif di bawah binaan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan.

UMKM Banyuwangi mendapat fasilitas dan pendampingan untuk meningkatkan kualitas desain kemasan, foto produk, dan pemasaran digital secara gratis.

Pembinaan dan pendampingan itu tambah intens setelah dihajar pandemi covid-19.

Sejumlah produk yang kemasannya dipermak mulai UMKM batik, fesyen wanita, sepatu, hijab, fesyen pria, tas, kerajinan tangan, peralatan rumah tangga, camilan olahan pangan, minuman tradisional, hingga homestay-homestay milik rakyat, dan lainnnya.

Hasilnya di saat musim pandemi penjualan minuman tradisional sari rempah di Banyuwangi meningkat tajam. Para produsen mengaku kewalahan melayani permintaan pasar yang terus meningkat lantaran rempah-rempah dipercaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga meminimalisasi potensi terkena berbagai virus, termasuk corona.

Seperti Heru Prayitno, produsen minuman sari rempah “Putri Wangi”, penjualan produknya terus meningkat bahkan hampir 300 persen di masa pandemi Covid-19.

“Setelah ada kasus di Indonesia, pesanan saya langsung melonjak. Terutama untuk minuman jahe rempah celup dan temulawak celup. Peningkatannya 300 persen, kalau biasanya sehari kita habis 50 box, sekarang bisa sampai 150 box. Kami kewalahan,” kata Heru beberapa waktu lalu.

Permintaan tersebut, imbuh Heru, datang dari berbagai daerah, seperti Surabaya, Jogjakarta, Batam, Tuban, dan Jember.

Bangkitkan Ekonomi Lokal, Rumah Kreatif Geber Pendampingan UMKM Banyuwangi

Aktivitas di Rumah Kreatif Banyuwangi
Aktivitas di Rumah Kreatif Banyuwangi

Ipuk Fiestiandani yang juga Ketua Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) mendorong agar selama pandemi Rumah Kreatif Banyuwangi bisa terus mendampingi UMKM.

“Saya mengapresiasi Rumah Kreatif yang terus melakukan pedampingan pada UMKM selama masa pandemi,” kata Ipuk Fiestiandani.

UMKM di Banyuwangi tetap bisa mendapatkan servis lengkap untuk menunjang dan mengakselerasi bisnisnya seusai dihajar pandemi Covid-19.

Rumah Kreatif di bawah binaan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan terus memfasilitasi dan mendampingi UMKM untuk meningkatkan kualitas desain kemasan, foto produk, dan pemasaran digital secara gratis.

Baca Juga:
FGD Bappenas Bicarakan Program PKK Banyuwangi

”Meski pandemi, tim desain, tim fotografi, dan tim pemasaran digital yang mendampingi UMKM terus bekerja,” ujar Plt Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi, Nanin Oktaviantie.

Di Banyuwangi, memang ada satu kantor khusus yang memfasilitasi UMKM untuk keperluan tersebut. Namanya, Rumah Kreatif. Lokasinya dibedakan dengan kantor dinas dan pemerintahan, lebih terkesan informal, sehingga membuat nyaman UMKM Banyuwangi.

Berbeda dengan kantor pemerintahan pada umumnya, kantor khusus untuk pengembangan UMKM Banyuwangi itu didesain terbuka. Tak banyak meja dan kursi. Yang ada display produk UMKM Banyuwangi yang telah didampingi, laptop-laptop milik desainer khas, dan ruangan fotografi untuk foto produk.

”Alhamdulillah, semakin banyak UMKM Banyuwangi yang memanfaatkan fasilitas ini. Mereka bersemangat untuk bangkit setelah terdampak pandemi,” ujarnya.

Sejumlah produk yang kemasannya dipermak mulai UMKM batik, fesyen wanita, sepatu, hijab, fesyen pria, tas, kerajinan tangan, peralatan rumah tangga, camilan olahan pangan, minuman tradisional, hingga homestay-homestay milik rakyat.

Nanin mencontohkan, salah satu desain kemasan yang dipermak adalah dari UMKM sari temulawak. Dulu, mereka hanya menampilkan tanaman temu lawak secara polos di kemasannya. Pilihan font huruf juga sembarangan.

”Lalu didesain sedemikian rupa menjadi lebih modern dan menarik. Ujung-ujungnya itu bisa meningkatkan omset, karena bagaimana pun yang dilihat pembeli pertama kali adalah kemasan,” ujarnya.

Aktivitas di Rumah Kreatif Banyuwangi
Rumah Kreatif Banywuangi

Demikian pula untuk foto produk, UMKM-UMKM Banyuwangi secara bergiliran mengirim sampel produknya untuk dijepret oleh fotografer professional yang disediakan oleh dinas.

”Semua ornamen seperti bumbu dapur untuk produk makanan, misalnya, juga difoto sedemikian rupa sehingga lebih menarik,” papar Nanin.

”Tim kami juga sangat sering turun ke UMKM-UMKM Banyuwangi agar mereka bisa mengoptimalkan gadget-nya untuk foto produk secara mandiri. Kalau di masa pandemi ini, pelatihan digelar terbatas sesuai protokol kesehatan,” ujarnya.

Nanin menambahkan, desain menu warung rakyat hingga paket wisata yang digarap oleh warga juga dibantu oleh tim.

Untuk pendampingan pemasaran digital, sambung Nanin, Pemkab Banyuwangi punya dua program. Pertama, pelatihan secara masal yang langsung melibatkan ribuan orang setiap tahunnya. Tidak hanya UMKM, pelatihan itu diikuti oleh anak-anak muda siapa pun yang berminat. Itu dilakukan untuk menaikkan awareness tentang pentingnya pemasaran digital.

Yang kedua, yang lebih intens adalah pendampingan yang digerakkan oleh Dinas.

”Kami menggandeng Bukalapak, Shopee, dan Tokopedia yang rutin datang ke Banyuwangi secara berkala untuk melatih UMKM terpilih. Alhamdulillah, banyak yang sukses mendapat order dari seluruh Indonesia,” ujarnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *