Sabtu, Oktober 26BANYUWANGINET
Shadow

Festival Pengantin Banyuwangi, Tampilkan Kekayaan Rias Tradisional Nusantara

Festival Pengantin Banyuwangi, Tampilkan Kekayaan Rias Tradisional Nusantara
Festival Pengantin Banyuwangi, Tampilkan Kekayaan Rias Tradisional Nusantara.

BanyuwangiNet.com – Ratusan Warga memadati pawai Festival Pengantin Banyuwangi 2023, di RTH Karetan, Kecamatan Purwoharjo, Minggu (4/6/2023). Festival yang telah memasuki tahun ketiga ini menampilkan kekayaan tata rias pengantin tradisional nusantara.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Himpunan Ahli Tata Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Melati ini, tampilkan 14 regu yang terdiri dari 11 ranting HARPI dan 3 regu mandiri. Setiap regu menampilkan tema yang berbeda dengan melibatkan dua pengantin dalam setiap regu.

“Selain Mupus Banyuwangi, kami tampilkan berbagai pengantin dari nusantara seperti Paes Ageng Jogja, Basahan Jawa, Suntiang Padang, Agung Bali, Aesan Gede Palembang, Siger Sunda, Siger Lampung, dan Madura,” kata Ketua Panitia Festival Pengantin Nusantara, Suciati Suyanto.

Baca Juga: Melihat Miniatur Warisan Budaya di Museum Blambangan Banyuwangi

Cici mengatakan, Festival kali ini berfokus pada pengantin Sembur Kemuning. Pemilihan tema ini supaya Sembur Kemuning dapat lebih dikenal seperti Mupus Braen Blambangan, dan Sekar Kedaton.

“Kami sengaja angkat tema Sembur Kemuning supaya pamornya meningkat. Alhamdulilah baju pengantin Banyuwangi mulai dikenal di daerah lain dan mendapat pesanan,” tutur Cici.

Sembur Kemuning merupakan upacara adat pengantin masyarakat pesisiran di Banyuwangi. Pakaian pengantin yang dikenakan didominasi warna kuning, orange dan ungu.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengaku kagum atas antusiasme yang luar biasa dari warga. Bahkan, sebelum acara dimulai, masyarakat telah berkumpul di sepanjang jalan sepanjang 2 kilometer yang mengiringi pawai pengantin.

Baca Juga: Melihat Manuskrip Lontar Yusuf di Museum Blambangan Banyuwangi

“Semoga kegiatan ini kian memperkuat jejaring tata rias pengantin dan berkontribusi dalam pertumbuhan sektor ekonomi kreatif di Banyuwangi,” ujar Bupati Ipuk.

Ipuk menghimbau festival bukan hanya sekedar pawai, melainkan juga sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat tentang pernikahan.

“Dengan kegiatan ini, saya berharap lebih digalakkan lagi konsultasi pernikahan pada pasangan muda, sehingga selain para calon pengantin diberikan pemahaman tentang rumah tangga,” saran Ipuk.

Salah satu perias pengantin, Nur Jannah, mengaku senang bisa menjadi bagian dalam Festival Pengantin Nusantara.

“Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari acara ini yang tidak hanya melestarikan warisan nenek moyang, tetapi juga membuka peluang baru bagi industri tata rias di Banyuwangi. Festival ini adalah panggung yang menakjubkan untuk berbagi keindahan dan kreativitas kami pada khalayak,” ujar Nur, perwakilan HARPI ranting Genteng itu.

Selain pawai pengantin, Festival Pengantin Nusantara juga menyajikan beragam kegiatan budaya seperti pertunjukan Jaranan Buto, Pagelaran Wayang Kulit, dan Pameran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Waterpark Cluring yang akan berlangsung pada tanggal 7 Juni mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *