Sabtu, Oktober 26BANYUWANGINET
Shadow

Digitalisasi Layanan Kesehatan Banyuwangi

Digitalisasi Layanan Kesehatan Banyuwangi

BanyuwangiNet.com – Transformasi digital merupakan tonggak terwujudnya transformasi pelayanan publik. Dengan digitalisasi layanan kesehatan Banyuwangi, masyarakat akan semakin dimudahkan dengan pelayanan yang semakin efektif dan efisien.

Digitalisasi layanan kesehatan Banyuwangi seperti Sistem Integrasi Layanan Rujukan (Silaju) yang merupakan program membaurkan rekam medis pasien di puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Banyuwangi. Inovasi ini mempermudah layanan rujukan bagi masyarakat.

Dengan Silaju, proses perujukan menjadi lebih cepat, akurat, dan realtime. Memanfaatkan inovasi ini, tenaga kesehatan di rumah sakit bisa membaca data rekam medis pasien rujukan saat masih di tangani di fasilitas kesehatan sebelumnya.

Dengan membaca rekam medis yang datanya terintegrasi itu, dokter yang bertugas di rumah sakit lebih mudah untuk mengetahui kondisi pasien. Mereka tak perlu mengulang proses tanya-jawab untuk mengetahui masalah kesehatan yang pasien alami. Proses pengambilan tindakan juga bisa dilakukan secara tepat.

Silaju mengintegrasikan aplikasi layanan sistem informasi puskesmas (Simpus) dan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM RS) di Kabupaten Banyuwangi. Aplikasi Silaju diresmikan pada Agustus 2022.

Inovasi Kesehatan Banyuwangi, Mulai Gerbang Pantura hingga Kampung Cerdik

Lewat Silaju, Pemkab Banyuwangi berupaya untuk mempercepat pelayanan publik pada sektor kesehatan. Inovasi ini sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat yang ingin pelayanan kesehatan semakin cepat, efektif, dan murah.

Sistem dalam Silaju tak hanya bermanfaat bagi pasien, tapi juga mempermudah tenaga kesehatan di rumah sakit. Salah satu contohnya, saat pasien yang dirujuk ke rumah sakit membutuhkan ventilator, tenaga kesehatan tak perlu menanyakan banyak hal ke pasien.

Hanya perlu membaca data rekam medis di aplikasi, mereka bisa langsung menyediakan alat yang dibutuhkan. Pasien pun akhirnya bisa ditangani dengan lebih cepat.

Pada tahap awal implementasinya, layanan Silaju dikhususkan bagi pasien non-BPJS Kesehatan. Rumah sakit yang bisa memanfaatkannya masih terbatas di RSUD Genteng. Alasannya ketika itu, SIM RS di RSUD Genteng sudah sesuai dengan Simpus di 45 Puskesmas se-Banyuwangi.

Banyuwangi Pacu Pengembangan Komoditas Cabai, Gulirkan Program dari Hulu ke Hilir

Secara bertahap, layanan Silaju mulai dikembangkan agar bisa dimanfaatkan di seluruh rumah sakit di Banyuwangi. Baik rumah sakit milik pemerintah maupun swasta.

Layanan Silaju sekaligus bentuk implementasi pilar ke-6 transformasi kesehatan. Yaitu, transformasi teknologi kesehatan yang saling terintegrasi dengan menggunakan layanan berbasis teknologi.

Tak hanya Silaju, Digitalisasi layanan kesehatan Banyuwangi juga punya banyak inovasi lain yang memanfaatkan teknologi informasi untuk mempermudah layanan kesehatan. Salah satunya adalah sistem informasi manajemen puskesmas Kabupaten Banyuwangi atau Simpuswangi.

Dalam aplikasi Simpuswangi terdapat data pasien, rekam medis, proses penerimaan datanya, penerimaan resep pasien, hingga pemberian obat.

Sebelum Simpuswangi dibuat, Puskesmas sebagai pelaksana di tingkat bawah mengalami banyak kesulitan dalam membuat laporan. Kesulitan itu dilatarbelakangi oleh banyaknya jenis laporan yang harus dibuat berdasarkan permintaan. Tiap program dari suatu instansi meminta pelaporan dikirim ke aplikasi yang berbeda-beda. Padahal, data inti yang dibutuhkan kurang-lebih sama.

Sekilas Tentang Mal Pelayanan Publik Banyuwangi, MPP Pertama di Indonesia

Hal ini menyebabkan tumpang tindih dalam pengerjaan laporan. Sumber daya yang harus diturunkan sekadar untuk membuat pelaporan juga cukup banyak. Belum lagi, banyaknya waktu yang tersita untuk menyelesaikan tugas rutin tersebut.

Digitalisasi Layanan Kesehatan Banyuwangi Permudah Alur Pelayanan

Adanya inovasi Simpuswangi mempermudah proses pelaporan tersebut. Aplikasi itu mengintegrasikan pelaporan antara puskesmas dan dinas kesehatan. Hasil laporan dalam aplikasi Simpuswangi menghasilkan model informasi kesehatan yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan.

Alur yang dijalankan untuk mengisi berbagai data dalam Simpuswangi juga begitu ringkas. Petugas hanya perlu memasukkan data secara lengkap ke satu aplikasi.

Informasi yang terdapat dalam aplikasi Simpuswangi juga bisa diakses oleh pihak-pihak terkait secara cepat dan tepat. Setiap saat mereka membutuhkan data dan laporan, informasi itu bisa diambil dari aplikasi. Laporan yang tertera juga teruji akurasi dan validasinya.

Data yang akurat, valid, dan mudah diakses ini membuat para pejabat daerah bisa mengambil kebijakan di bidang kesehatan secara lebih baik. Data-data yang terhimpun dalam aplikasi bisa dipakai sebagai pijakan dalam menentukan arah kebijakan.

Banyuwangi Libatkan Penjual Sayur Keliling Salurkan Makanan ke Balita Stunting

Dinkes juga memanfaatkan teknologi pada bidang kefarmasian melalui inovasi e-Farmasi. Aplikasi ini membuat perhitungan keluar-masuk obat jadi lebih cepat dan akurat. Dampaknya, pemenuhan kebutuhan obat bagi masyarakatlebih optimal.

Sebelum memanfaatkan aplikasi, perhitungan stok obat di akhir tahun beberapa kali tak akurat. Penyebabnya antara lain kurang tertibnya pelaporan stok obat yang tepat waktu. Lemahnya proses perencanaan juga menjadi faktor lainnya.

Hal itu menyulitkan pengelola obat di Instalasi Farmas Kabupaten (IFK) dalam menghitung stok obat yang tersedia. Padahal, IFK punya tugas penting untuk menjaga ketersediaan, mutu, dan keamanan obat bagi para pasien.

Belum lagi mereka juga harus membuat laporan persediaan dan penggunaan obat yang sesuai dengan kondisi riil.

Aplikasi e-Farmasi membuat proses laporan pemakaian dan lembar permintaan obat jadi lebih cepat dan akurat. Prosesnya juga mudah. Petugas hanya perlu masuk ke aplikasi dan memasukkan data-data secara langsung. Data-data yang dimaksud meliputi stok dan mutasi obat.

Aplikasi e-Farmasi memudahkan  para petugas membikin laporan tahunan obat serta mencocokkan data obat antara puskesmas dan dinas kesehatan.

Inovasi e-Farmasi sengaja dicetuskan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di lingkungan dinas kesehatan. Aplikasi dalam inovasi itu diharapkan juga membantu proses pengelolaan obat.

Tak bisa diremehkan juga manfaat teknologi bagi para pejabat fungsional di Dinas Kesehatan Banyuwangi.

Proses pengajuan penilaian daftar pengusul penetapan angka kredit (DUPAK) saat mereka akan naik pangkat atau jabatan jadi lebih mudah lewat inovasi PAK-e NaKes (Penilaian dan Penetapan Angka Kredit elektronik bagi Tenaga Kesehatan).

Sebelum ada inovasi itu, proses pengusulan sering terlambat karena kurang tertibnya pencatatan. Ditambah lagi, DUPAK masih dikerjakan secara manual dengan menggunakan kertas.

Inovasi yang memanfaatkan teknologi itu membuat proses penetapan angka kredit jabatan fungsional jadi lebih mudah. Apalagi, aplikasi ini juga berguna bagi tima penilai jabatan fungsional dalam menjalankan tugasnya.

Soalnya, besaran angka kredit dari hasil penilaian langsung dapat diketahui. Aplikasi ini juga mudah diakses, bisa dibuka di mana saja asalkan tersedia jaringan internet.

Efesiensi lainnya, tak ada lagi proses antarberkas DUPAK seperti ketika prosesnya masih manual. Database kepegawaian dinas kesehatan juga menjadi lebih tertata dan terorganisir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *