Minggu, Oktober 27BANYUWANGINET
Shadow

Saat Tahun Baru Biasa-Biasa Saja

Tahun Baru

Banyuwangi-Menjelang pergantian tahun baru 2020 lalu, area Taman Blambangan sangat padat. Area parkir roda dua sampai dua kilometer dari taman yang terletak di pusat kota Banyuwangi itu.

Saat itu beberapa hari sebelum malam tahun baru Pemkab Banyuwangi mengundang sang maestro campur sari, almarhum Didi Kempot. Sang Godfather of Broken Heart itu mampu menarik ribuan warga Banyuwangi untuk bersama-sama memperingati Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba), yang digelar tiap 18 Desember.

Usai kehadiran almarhum Didi Kempot, selanjutnya di malam pergantian tahun baru 2020 kian terasa spesial. Saat itu ribuan orang berkumpul di Taman Blambangan untuk berselawat bersama Habib Syech Abdul Qadir Assegaf dan Ustaz Yusuf Mansur. Taman Blambangan penuh sesak dengan ribu massa syekhermania dan warga Banyuwangi.

Ribuan massa itu berselawat dan berdoa. Sama seperti penduduk daerah lainnya, mereka berdoa untuk keselamatan, kemajuan, dan kesejahteraan untuk tahun-tahun berikutnya. Tapi mungkin Tuhan belum mengabulkan doa warga Banyuwangi.

2020 menjadi tahun yang berat. Tidak hanya bagi warga Banyuwangi, tapi hampir seluruh penduduk dunia.

Kita mendapat badai yang sama: Corona! Di 2020 bertahan saja sudah sangat cukup baik. Karena banyak yang terpuruk, bahkan harus kehilangan anggota keluarga.

Selama hampir setahun kita diselimuti ketakutan dan penuh curiga. Takut bagaimana nasib kita selanjutnya. Takut apakah kita masih memiliki pekerjaan. Curiga pada teman. Curiga pada tenaga kesehatan. Curiga pada pada pemerintah.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Covid-19, Banyuwangi Masifkan Operasi Yustisi di Akhir Tahun

Baca Juga: Tiga Tokoh Banyuwangi Meninggal Akibat Covid-19 Selama Akhir Tahun

Menjadi tak pantas ketika masih ada ketakutan dan kecurigaan, lantas kita harus berpesta di malam tahun baru 2021. Menjadi tidak pantas ketika malam tahun baru berpesta saat yang lain kehilangan keluarga atau teman karena virus yang belum berlalu.

Itulah yang membuat mungkin harus dipaksa untuk merayakan malam tahun baru secara biasa-biasa saja. Banyak rencana pesta malam tahun baru dipaksa batal karena aturan dari pemerintah.

Tempat wisata, restauran, hotel, dan tempat-tempat publik yang biasa digunakan untuk pesta perayaan malam tahun baru harus ditutup.

“Seharusnya kami ada pesta malam tahun baru di hotel El Royale. Tapi batal karena aturan pemerintah,” kata Sugeng Wibowo, seorang agen travel di Banyuwangi.

Tidak hanya Sugeng, banyak yang merencanakan pesta malam tahun baru harus gagal karena ada larangan dari pemerintah.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sendiri tidak menggelar pesta seperti malam tahun baru sebelumnya. Tidak ada kembang api. Tidak ada panggung. Juga tidak habib syech yang rutin datang tiap akhir tahun di Banyuwangi.

Pemkab Banyuwangi hanya menggelar doa bersama refleksi akhir tahun. Tahun baru kali ini Pemkab hanya menggelar refleksi tahun ini digelar sederhana di Masjid Babussalam Kantor Bupati Banyuwangi, Kamis (31/12/2020) malam, itupun secara virtual. Melalui Youtube dan zoom yang diikuti oleh pondok pesantren di Banyuwangi.

Yang datang hanya undangan di lingkungan Pemkab dan sebagian tokoh agama dan masyarakat. Doa bersama dan tausyiah malam tahun baru tersebut, dihadirkan Kyai Thoha Muntoha dari Glenmore, Banyuwangi dan dai kondang Ustad Yusuf Mansur.

“Sungguh ini pengalaman yang sangat luar biasa. Pandemi ini mengingatkan kita semua bahwa kita harus banyak berinstropeksi diri atas ujian yang kita hadapi saat ini, tapi tetap mwnyusukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita di tengah situasi yang tidak menentu ini,” kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.

“Mudah-mudahan, program dari Presiden Jokowi untuk vaksinasi covid ini bisa berjalan lancar di Indonesia, dan kita semua diberikan kesehatan. Ada hikmah yang besar dibalik ini semua,” tambahnya.

Yusuf Mansyur yang sempat terpapar corona membagi pengalamannya. “Saat saya sakit menggerakan kaki saja sudah ngos-ngosan, walaupun disekat jendela melihat istri dan anak-anak saja sudah bahagia bagi saya,” kata Yusuf.

Maka dari itu menurutnya di masa pandemi, refleksi tahun baru harus dipenuhi dengan rasa syukur dan tidak bersusah hati. Sebab menurutnya banyak orang yang tidak dapat berkumpul keluarga karena virus corona.

“Di refleksi akhir tahun ini jangan melihat yang besar-besar, tidak punya mobil, rumah. Tetapi lebih ke rasa bersyukur, bisa kumpul keluarga sekarang harganya mahal. Ayo kita tetap optimis menatap masa depan,” tegasnya.

Tahun Baru dan Jam Malam

Razia Tahun Baru

Untuk menjaga agar malam tahun baru biasa-biasa saja, ribuan petugas gabungan melakukan pengamanan dan patroli skala besar secara serentak. Mereka mengantisipasi adanya konvoi, pesta miras, hingga perayaan tahun baru yang berlebihan. Di malam pergantian tahun baru, jam malam diberlakukan mulai pukul 20.00.

Sebelumnya sudah beredar Surat Edaran yang terdapat beberapa poin terkait upaya pencegahan penularan covid-19. Penutupan seluruh destinasi wisata, karaoke dan tempat hiburan, dan pusat perbelanjaan/mall dari 31 Desember – 3 Januari 2021. Juga dilakukan pembatasan jam operasional cafe dan tempat makan lainnya dari pukul 07.00 – 20.00. Toko-toko juga diatur buka mulai pukul 10.00 – 18.00. Selain itu, satgas juga akan melarang kegiatan yang bersifat keramaian dan perayaan pada malam Tahun Baru.

Semoga apa yang kita alami bersama ini, menjadi pembelajaran dan pengingat agar kita senantiasa biasa-biasa saja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *