Minggu, Oktober 27BANYUWANGINET
Shadow

Selain Ekspor Plastik Daur Ulang ke Berbagai Negara, Banyuwangi juga Olah Ratusan Ton Sampah jadi Bahan Bakar Industri

Bupati Ipuk saat mengecek TPS Balak. Kini Banyuwangi segera mengolah sampah menjadi bahan bakar industri.
Bupati Ipuk saat mengecek TPS Balak. Kini Banyuwangi segera mengolah sampah menjadi bahan bakar industri.

BanyuwangiNet,com – Pemkab Banyuwangi terus melakukan berbagai langkah pengolahan sampah. Selain telah memiliki pengolahan sampah menjadi plastik daur ulang yang telah diekspor ke berbagai negara, Banyuwangi juga mengolah sampah menjadi Refuese Derived Full (RDF), yang digunakan sebagai alternatif sumber energi bahan bakar oleh industri.

RDF merupakan bahan bakar alternatif pengganti batu bara yang diolah dari berbagai jenis sampah, dan digunakan menjadi bahan bakar industri, seperti pabrik semen dan PLTU. 

“Sampah yang terkumpul di Tempat Pengolahan Sampah (TPS) di Banyuwangi akan diolah menjadi RDF, selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif industri,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Kamis (30/5/2024).

Pemkab Banyuwangi menjalin kerjasama dengan perusahaan pengolah sampah menjadi RDF, PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) yang berkantor di Cilacap.Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan memory of understanding (MoU) antara Ipuk dan Direktur Manufacturing PT SBI, Soni Asrul Sani, di Banyuwangi, Rabu (29/5/2024).

“Dalam kerjasama ini, posisi pemkab sebagai penyedia atau produsen, sementara PT SBI sebagai offtaker atau pihak pembeli,” ujar Ipuk,

Baca Juga: Kembali Ngantor di Desa, Bupati Ipuk Semangati Desa Angkat Potensi Lokalnya

Selain PT SBI, Banyuwangi juga bekerjasama dengan perusahaan pengolah RDF, PT Bumi Bakti, yang akan membantu TPS di Banyuwangi mengolah sampah menjadi RDF.

Bagi Ipuk, MoU ini merupakan langkah penting untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan. Dia berharap kerjasama ini dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, khususnya bagi masyarakat dan lingkungan di Banyuwangi.

“Selain menjadi salah satu solusi pengolahan sampah, dengan kerjasamaa ini juga dapat menciptakan sirkulasi ekonomi,” ujarnya.
Sementara Direktur Manufacturing PT SBI, Soni Asrul Sani mengatakan perusahaan yang ada di Cilacap memiliki daya tampung sekitar 120-160 ton RDF per hari. “Berapa produksi dari Banyuwangi kita siap menyerap. Yang penting spek nya kita sesuaikan dengan standar perusahaan kami,” ujarnya.

Baca Juga: Bupati Ipuk Fiestiandani Perkuat Ekonomi Arus Bawah Melalui Program “Bunga Desa”

Ditambahkan Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi, Dwi Handayani, untuk tahap awal, kerjasama ini sekitar 165 ton. Terdapat tiga Lokasi yang dipilih dan digunakan untuk mengolah sampah menjadi RDF. Yakni TPS3R Balak, TPA dan TPST Wongsorejo, serta TPST Karetan.

“Lokasi yang existing saat ini TPS3R Balak. Sementara dua lainnya masih menyusul karena benar-benar membangun baru. Kita target produksi bisa dimulai tahun 2025 sambil menunggu lokasi dan alatnya siap,” ujar Yani.

Tahun ini Banyuwangi akan membangun TPS di Desa Karetan Kecamatan Purwoharjo. TPS ini dirancang mampu mengolah sampah hingga 168 ton/per hari atau dua kali lebih besar dibandingkan TPS3R Balak yang saat ini sudah beroperasi. Pemkab juga akan membangun TPST di Kecamatan Wongsorejo dengan bantuan dari Kementerian PUPR.

Selama ini di TPST 3R Muncar, Banyuwangi mampu mengolah sampah menjadi plastik daur ulang dan telah melakukan ekspor ke Austria sebanyak 8 ton, dan Malaysia sebanyak 6 ton setiap bulannya. Berkah pengolahan tersebut, TPST 3R Muncar meraih Plakat Adipura sebagai TPS 3R Terbaik Nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *