Minggu, Oktober 27BANYUWANGINET
Shadow

Lima Tahun Norwegia Kerjasama Pengelolaan Sampah Banyuwangi

Lima Tahun Norwegia Kerjasama Pengelolaan Sampah Banyuwangi
Duta Besar Norwegia, Rut Kruger Giverin mennyampakan perkembangan program kerjasama pengelolaan sampah Banyuwangi pada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

BanyuwangiNet.com – Selama lima tahun terakhir, Pemerintah Norwegia telah menjadi mitra dalam pengelolaan sampah Banyuwangi. Pemerintah Norwegia mengapresiasi komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi yang dinilai sangat kuat dalam menggerakkan semua elemen dalam penanganan masalah sampah.

Duta Besar Norwegia, Rut Kruger Giverin, menyatakan kebanggaannya atas menjadi mitra Banyuwangi dalam perkembangan program kerjasama pengelolaan sampah yang telah berjalan dengan baik.

“Saya sangat mengapresiasi komitmen Ibu Bupati dan jajaran Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Mereka telah berhasil menggerakkan banyak pihak untuk turut serta dalam menyelesaikan masalah sampah. Semua pihak bersedia berperan aktif, sehingga sistem penanganan sampah di sini dapat berjalan dengan baik,” ungkap Rut saat bertemu dengan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Banyuwangi pada Jumat (15/9/2023).

Kerjasama antara Norwegia dan Banyuwangi telah berlangsung selama sekitar lima tahun. Awalnya, melalui proyek “Project Stop” (Stop Ocean Plastics), Pemerintah Norwegia bersama perusahaan Borealis dari Austria mendukung NGO Systemiq Lestari Indonesia dalam memberikan bimbingan kepada masyarakat di Kecamatan Muncar dalam pengendalian dan pengelolaan sampah Banyuwangi, dengan tujuan mencegah sampah masuk ke laut.

Baca Juga: Rangkul Petani Produksi Minuman Rempah Organik Kekinian, Javawangi Juara Jagoan Tani Banyuwangi 2023

Saat ini, melalui program “Banyuwangi Hijau”, cakupan program tersebut telah diperluas ke kecamatan lain dengan pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di Desa Balak, Kecamatan Songgon.

TPS ini memiliki kapasitas untuk mengolah sampah hingga 84 ton per hari, atau setara dengan sampah yang dihasilkan oleh 250 ribu penduduk atau sekitar 54 ribu rumah tangga setiap harinya.

Pembangunan TPS 3R di Balak telah mencapai 100 persen dan akan diresmikan pada Sabtu (16/9/2023).

“Saya senang semuanya selesai teoat waktu, dan banyak elemen yang dilibatkan dalam penanganan sampah di Bayuwangi. Termasuk peran serta aktif dari warga desa setempat tempat program-program kami diimplementasikan yang telah memberikan sambutan positif,” kata Rut.

Baca Juga: Usung The Glory of Art, Pagelaran Tari Kolosal Gandrung Sewu Banyuwangi Digelar Selama Tiga Hari

“Keterlibatan masyarakat adalah kunci keberhasilan program ini. Bukan hanya pemerintah atau masyarakat saja yang bergerak, tetapi semua bekerja bersama-sama,” tambahnya.

TPS Balak dibangun di atas lahan seluas 1,5 hektare di Desa Balak, Kecamatan Songgon, yang nantinya akan melayani 33 desa di 6 kecamatan, yaitu Songgon, Rogojampi, Kabat, Sempu, Genteng, dan Singojuruh.

Selain program “Banyuwangi Hijau” dan “Project Stop”, Pemerintah Norwegia juga mendukung penanganan sampah di Banyuwangi melalui program “Clean Ocean through Clean Communities” (CLOCC).

CLOCC merupakan program yang dilaksanakan oleh Avfall Norge (Asosiasi Sampah Norwegia) bekerja sama dengan Indonesia Solid Waste Association (InSWA) untuk menyusun masterplan pengelolaan sampah di Kabupaten Banyuwangi.

Baca Juga: Melihat Pesona De Djawatan Banyuwangi, Hutan yang Dikenal “Lord of The Ring”

Dalam program ini, terdapat 14 desa yang dipilih sebagai proyek percontohan, termasuk Kebondalem, Tamansari, Genteng Kulon, Genteng Wetan, Glagah, dan Setail. Desa-desa tersebut menerima pendampingan dalam pengelolaan sampah.

Bupati Ipuk mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan dukungan Pemerintah Norwegia dalam penanganan sampah di Banyuwangi. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Norwegia yang telah memberikan dukungan dan inspirasi kepada kami. Kami berharap kerjasama ini dapat berlanjut di masa depan,” kata Ipuk.

Ipuk juga menyatakan bahwa penanganan masalah sampah ini sangat penting karena dapat berdampak pada berbagai sektor, termasuk pariwisata. “Kebersihan adalah salah satu aspek daya tarik wisata. Dukungan dari Pemerintah Norwegia ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada perekonomian masyarakat kami,” ujar Ipuk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *