Minggu, Oktober 27BANYUWANGINET
Shadow

Menteri Tito: Banyuwangi Terus Berinovasi, Daerah Lain Perlu Meniru

Menteri Tito: Banyuwangi Terus Berinovasi, Daerah Lain Perlu Meniru

BANYUWANGI – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta daerah lain untuk bisa meniru berbagai inovasi yang dilakukan Kabupaten Banyuwangi. Menteri Tito mengatakan Banyuwangi bisa menjadi model, menjadi best practice untuk daerah lain. Banyuwangi terus berinovasi.

“Saya sudah dengar berbagai inovasinya. Tradisi inovasinya terjaga. Saya akan minta daerah lain meniru Banyuwangi. Saya saja ingin belajar dari Banyuwangi,” kata Tito seusai mengecek layanan “Smart Kampung” di Desa Sukojati, Banyuwangi, Jumat (4/6/2021), didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

Tito menceritakan kedatangannya ke Banyuwangi untuk menjawab rasa penenasaran tentang berbagai inovasi dan keberhasilan Banyuwangi.

“Jujur saya katakan, selama ini saya penasaran dengan Banyuwangi. Tiap lomba pelayanan publik di kementrian, (Banyuwangi) selalu menang. Jadi saya putuskan untuk datang langsung ke Banyuwangi,” urai Tito.

Tito pun mengaku terkejut dengan sistem layanan publik Smart Kampung yang ada di desa Banyuwangi. Bahkan Tito mengakui kalah dari kepala desa di Banyuwangi dalam mengakses berbagai sistem layanan publik.

Kepala Desa Sukojati Untung Suripno sebelumnya menjelaskan detil program Smart Kampung yang digeber Pemkab Banyuwangi untuk desa-desa. Dalam program itu, sejumlah layanan cukup diakses di tingkat desa, bahkan secara mandiri melalui mesin yang disiapkan di kantor desa.

“Terus terang saya kalah dari kepala desa. Jarinya sudah sangat fasih memencet aplikasi,” kata Tito saat menyaksikan langsung program Smart Kampung.

Baca Juga:

Bupati Ipuk Bereskan Dokumen Adminduk Penghayat Kepercayaan

Peringati Hari Lahir Pancasila, Bupati Banyuwangi Tumpengan Malam Hari Bareng Warga Desa

Tito mengapresiasi layanan “Smart Kampung”, sistem pelayanan publik di tingkat desa yang dikembangkan Banyuwangi dengan sentuhan teknologi informasi.

“Dari sistem pelayanan, saya kaget. Di Kemendagri itu ada sistem Anjungan Dukcapil Mandiri yang mengurus catatan sipil. Tapi di desa di Banyuwangi saya melihat lebih kompleks lagi. Tidak hanya tentang catatan sipil, tapi bisa melayani banyak pelayanan. Bahkan ada puluhan layanan,” kata Tito.

Menurut Tito, ini menunjukkan Banyuwangi berhasil mengubah pola pikir dan kinerja SDM pemerintahan hingga tingkat desa. “Itu tidak mudah, kalau hanya mengubah bangunan mungkin dua bulan selesai. Kalau mengubah SDM, itu sulit,” jelas Tito.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, tradisi inovasi terus diterapkan di Banyuwangi dalam berbagai program pemerintahan.

“Kita hari ini menghadapi situasi yang tidak mudah karena pandemi. Ada tantangan keterbatasan fiskal. Maka terus berinovasi adalah kuncinya. Sehingga sejak dilantik 26 Februari, berbagai inovasi kami jalankan,” ujar Ipuk.

“Ada program berkantor di desa, ongkir gratis ke seluruh Indonesia untuk UMKM, pelayanan hingga ke masyarakat perkebunan, bantuan warung rakyat, dan sebagainya,” ujarnya.

Keliling Banyuwangi, Menteri Tito Gembira Lihat Kemajuan Pelayanan Publik

Menteri Tito Karnavian, berkeliling ke Banyuwangi, Jumat (4/6/2021). Selain mengecek layanan “smart kampung” di desa, Mendagri mengunjungi Mal Pelayanan Publik (MPP).

Tito mengapresiasi berbagai upaya Banyuwangi dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik. Dia juga menyebut, MPP Banyuwangi yang representatif dan nyaman layak diacungi jempol. Semua disiapkan serius, di saat ada sejumlah daerah yang asal atau sekadar ada MPP di daerahnya.

“Saya melihat Pemkab Banyuwangi serius,” jelas mantan Kapolri tersebut.

“Dan yang lebih menggembirakan lagi, layanan di MPP Banyuwangi sudah didesentralisasi, ada Pasar Pelayanan Publik juga. Saya lihat juga ada pelayanan segmentasi seperti layanan untuk nelayan. Model ini semoga bisa direplikasi daerah lainnya,” tambahnya.

Tito melihat satu per satu gerai pelayanan yang ada di MPP dua lantai tersebut. Dia gembira pelayanan di Banyuwangi terus berkembang semakin baik.

“Warga Banyuwangi beruntung. Saya juga tertarik dengan MPP Banyuwangi. Salah satunya banyaknya entitas yang bergabung di sini. Bahkan ada 24 entitas yang melayani 237 layanan. Ini mempermudah warga yang hendak mengurus administrasi,” kata Tito.

Selain itu Tito juga mengapresiasi Banyuwangi pelayanan perizinan yang ada di MPP tersebut melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Tito melihat langsung alur layanan DPMPTSP yang ada di lantai dua MPP.

“Banyuwangi juga telah menerapkan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS), bahkan jemput bola melayani ke desa-desa,” tambah Tito.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menambahkan, selain MPP Banyuwangi juga memiliki dua pasar pelayanan publik.

“Pusat pelayanan publik juga ada di dua pasar yakni Pasar Pelayanan Publik di Rogojampi dan Genteng. Jadi warga bisa mengurus administrasi sambil belanja,” kata Ipuk kepada Tito.

Selain itu. pelayanan publik seperti administrasi kependudukan, OSS, dan lainnya juga ditarik ke desa saat program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa).

“Bahkan saat berkantor di desa, kami langsung membuka layanan ke warga, kami fasilitasi dan dampingi untuk masuk OSS karena memang tidak semua warga melek teknologi. Setiap berkantor di desa, ratusan izin lewat OSS diterbitkan, bahkan ada satu desa seperti di Singolatren Kecamatan Singojuruh kemarin saat saya berkantor bisa diterbitkan 1.200 izin usaha,” papar Ipuk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *