Sabtu, Oktober 26BANYUWANGINET
Shadow

Kemenparekraf Gelar Program Santri Digitalpreneur 2024 di Ponpes Banyuwangi

Menparekraf saat di Santri Digitalpreneur di Banyuwangi.
Menparekraf saat di Santri Digitalpreneur di Banyuwangi.

BanyuwangiNet.com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali menyelenggarakan program Santri Digitalpreneur Indonesia 2024 di Pondok Pesantren Mabadiul Ihsan, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, hadir secara langsung dalam acara tersebut yang menjadi penutup rangkaian pelatihan dan peningkatan kapasitas santri di Indonesia.

Dalam sambutannya, Sandiaga menyampaikan bahwa Banyuwangi dipilih sebagai lokasi penutupan program ini karena memiliki potensi ekonomi kreatif yang lengkap dan berkembang pesat. “Kami tutup program Santri Digitalpreneur tahun ini di Banyuwangi karena potensi ekonomi kreatif di sini sangat lengkap,” ujar Sandi. Hadir juga dalam acara tersebut, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Abdullah Azwar Anas.

Baca Juga: Ratusan Kader Posyandu Banyuwangi Ikuti Jambore

Banyuwangi dikenal memiliki beragam sektor ekonomi kreatif, mulai dari kuliner, fashion, pertanian, kerajinan, hingga pariwisata yang terus berkembang. “Teman-teman saya dari San Francisco bahkan tertarik ke Banyuwangi karena surfing di sini. Banyuwangi sudah mulai didengar dunia internasional,” tambah Sandiaga.

Selain itu, Sandiaga mengungkapkan bahwa ekonomi kreatif Indonesia saat ini berada di peringkat ketiga dunia dengan sektor kuliner, fashion, dan kriya sebagai kekuatan utama. Sektor film dan musik juga berkembang pesat, memberikan peluang besar bagi santri untuk ikut berkontribusi. “Santri menjadi garda terdepan dalam mengembangkan ekonomi kreatif ini,” katanya.

Baca Juga: Kembali Ngantor di Desa, Bupati Ipuk Tinjau Infrastruktur dan UMKM

Program Santri Digitalpreneur Indonesia telah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada santri agar mereka siap bersaing di industri kreatif dan digital. Kemenparekraf menargetkan agar 25 persen dari 5 juta santri di Indonesia mendapat manfaat dari program ini, dengan harapan mampu menciptakan 25 juta lapangan kerja dari kalangan anak muda.

Pengasuh Pondok Pesantren Mabadiul Ihsan, KH Masykur Wardi, menyampaikan rasa terima kasih atas diselenggarakannya program ini di pesantren yang dipimpinnya. “Kami berharap program ini dapat memacu santri kami untuk berkontribusi positif di masyarakat,” ujarnya. KH Masykur juga berharap agar para santri dapat berpikir lebih terbuka dan menyerap ilmu yang bermanfaat melalui program ini.

Program Santri Digitalpreneur Indonesia telah berjalan selama empat tahun dan diharapkan terus memberikan dampak signifikan dalam pengembangan kapasitas santri di berbagai pondok pesantren di seluruh Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *