Minggu, Oktober 27BANYUWANGINET
Shadow

Harmoni Agama dan Budaya di Banyuwangi Inspirasi Indonesia

Harmoni Agama dan Budaya di Banyuwangi Inspirasi Indonesia

BanyuwangiNet.com – Harmoni agama yang terjalin dengan budaya di Kabupaten Banyuwangi mendapat apresiasi. Seperti mantan Menteri Agama 2014-2019, Lukman Hakim Syaifuddin. Dia menyebut harmoni yang ada di Banyuwangi sebagai contoh yang patut diikuti oleh seluruh Indonesia.

Lukman merujuk pada pagelaran Gandrung Sewu yang diselenggarakan setiap tahun di Banyuwangi. Biasanya, kebudayaan seringkali dipersepsikan bertentangan dengan agama. Namun, di Banyuwangi, keduanya bisa berjalan beriringan dengan harmoni. Ketegangan yang muncul diselesaikan dengan baik.

Menurutnya, hal ini adalah contoh nyata dari moderasi beragama yang telah berhasil diimplementasikan. Keberhasilan ini tidak hanya berkat kesadaran masyarakat, tetapi juga koordinasi yang baik dari pemerintah daerah.

Hal senada juga diungkapkan guru besar filologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Oman Fathurrahman. Dia melihat harmoni antara agama dan budaya di Banyuwangi terefleksi dalam sejumlah manuskrip kuno yang ditemukan di wilayah ini.

Baca Juga: Pemenuhan Hak Anak Melalui Program Terintegrasi

Dalam manuskrip-manuskrip seperti Lontar Yusup, Babad Tawangalun, hingga teks-teks tasawuf, terpancar nilai-nilai moderasi beragama yang dalam di Banyuwangi.

Salah satu naskah yang menjadi perhatian adalah Bahrul Musyahadah, sebuah naskah tasawuf yang mengajarkan legitimasi religius dan menghormati pandangan orang lain. Menurut Oman, naskah ini mendorong sikap saling menghargai, bukan menyalahkan atau menimbulkan permusuhan.

Para tokoh dan akademisi nasional tersebut hadir ke Banyuwangi dalam rangkaian kegiatan Ngaji Manuskrip Kuno Nusantara (Ngariksa), September lalu.

Hadir sejumlah pegiat budaya, tokoh agama hingga para akademisi. Selain Lukman Hakim Syaifuddin dan Oman Fathurrahman, juga hadir Rektor UIN KHAS Jember Prof. Babun Soeharto, Wakil Sekretaris PBNU Dr. Ginanjar Syaban, Direktur Center of Reform on Economic Dr. Hendri Saparini, serta sejumlah tokoh dan budayawan Banyuwangi.

Baca Juga: Topang Usaha Mikro Masyarakat, Banyuwangi Gencarkan Jemput Bola Urus Perizinan Usaha ke Desa-Desa

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menekankan agama dan budaya merupakan aset berharga bagi Banyuwangi yang harus dijaga dengan baik. Kedua elemen ini memainkan peran penting dalam pembangunan dan tidak bisa diabaikan.

Bupati Ipuk mengapresiasi upaya dialogis dalam memperkuat praktik agama dan budaya. Menurutnya, kedua elemen tersebut merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Dalam agama, ada unsur budaya, dan dalam budaya terdapat nilai-nilai spiritualitas. Keduanya harus berjalan seiring, bukan saling bertentangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version