Sabtu, Oktober 26BANYUWANGINET
Shadow

Durian Garden Songgon Banyuwangi: Mensejahterakan Petani, Membawa Durian Lokal Naik Kelas

Syva Dila Kharisma, perintis Durian Garden Songgon Banyuwangi

Durian Garden Songgon Banyuwangi berhasil meraih juara Program ”Jagoan Tani”, ajang bergensi yang digelar Pemkab Banyuwangi untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan bidang agribisnis bagi anak muda di Banyuwangi.

BanyuwangiNet-Mengawali dari kebun durian yang kurang produktif, Syva Dila Kharisma, memanfaatkannya menjadi destinasi wisata “Durian Garden”. Sempat dipandang sebelah mata, perempuan yang akrab disapa Risma itu mampu membentuk ekosistem durian, dan meningkatkan kesejahteraan puluhan petani serta masyarakat di desanya.

Kabupaten Banyuwangi dikenal sebagai salah satu sentra durian. Berbagai varietas durian ada di kabupaten ini. Populasi durian di Banyuwangi mencapai 114.782 pohon atau seluas 1147 hektare dengan rata-rata produksi 14.754 ton per tahun.

Salah satu sentranya berada di Kecamatan Songgon. Terdapat ribuan pohon durian di kecamatan ini. Seperti Di Dusun Bayurejo, Desa Bayu, Kecamatan Songgon.

Melihat potensi itu, Risma, gadis desa setempat mencoba berbuat sesuatu untuk desanya itu. Memanfaatkan kebun durian yang kurang produktif, gadis yang kini berusia 22 tahun tersebut mulai merintis “Durian Garden” pada 2018 lalu. Sebuah destinasi yang memanfaatkan keasrian alam kebun dipadukan legitnya durian Songgon.

Risma membuat pondok-pondok dari kayu dan bambu. Menata meja dan kursi di bawah rindangnya pepohonan. Pada 2020 Durian Garden resmi dibuka oleh Bupati Banyuwangi kala itu, Abdullah Azwar Anas.

Jelang Idul Adha, Pemkab Banyuwangi Keluarkan Sertifikat Hewan Ternak Bebas dari PMK

Pengunjung bisa menikmati durian Songgon yang dikenal rasanya lebih istimewa karena dipengaruhi uap gunung Raung, yang menjadi pembeda rasa dibandingkan daerah lainnya, manis, pahit, lezat, dengan tekstur yang lembut, langsung dari pohonnya.

“Saat itu apa yang saya lakukan sempat dipandang sebelah mata. Jualan durian kok kebun, bukan di pasar atau di jalan. Siapa yang mau beli. Tapi itu menjadikan saya lebih bersemangat lagi,” kata Risma.

Gadis yang masih belajar di Jurusan Informatika Politeknik Banyuwangi itu, masih ingat tamu pertamanya adalah rombongan dari Jakarta. Mereka datang ke Durian Garden dengan jasa pemandu wisata.

“Dari situ pemandu wisatanya senang di tempat kami. Sejak saat itu mulai banyak tamu yang datang ke tempat kami,” kata anak asli Banyuwangi itu.

Risma kian getol mempromosikan Durian Garden melalui berbagai sosial media. Kian lama, kian banyak yang datang ke tempat itu.

Risma pun mengajak petani di Songgon untuk terlibat. Durian Garden mengedukasi para petani untuk pro aktif dalam pemanfaatan lahan perkebunan durian.

Durian Garden bertujuan meningkatkan durian lokal naik kelas hingga produk turunannya, dan mengenalkan durian Banyuwangi ke seluruh dunia. Dengan Durian Garden, Risma mengedukasi petani tidak lagi menjual pada tengkulak, atau “memaksa” tengkulak membeli durian dari petani dengan harga yang wajar dan menguntungkan.

“Biasanya penebas (tengkulak) membeli durian pada petani itu per pohon. Satu pohon biasanya dihargai Rp 1 juta. Kalau Durian Garden membeli berdasarkan buah. Jadi dengan menjual per buah, petani bisa mendapat Rp 3 juta satu pohonnya,” kata Risma.

Digelitik Tangan Kematian: Mengenang 28 Tahun Terjangan Tsunami di G-Land

“Kami tidak melarang penebas membeli pada petani. Tapi ya harus menghargai jerih payah petani, karena mereka yang sudah susah payah menanam dan merawatnya,” tambah gadis kelahiran 31 Mei 2000 tersebut.

Risma juga mengajak warga setempat terutama ibu-ibu untuk mengembangkan turunan dari durian, seperti pancake, bakiak durian, dan berbagai olahan kue dari durian lainnya. Hingga saat ini, total terdapat 35 orang mulai petani dan masyarakat yang menjadi mitra Durian Garden.

“Durian yang sudah lama, kami kupas dan diolah menjadi kue atau olahan durian. Kami menggandeng warga sekitar untuk pengolahannya,” katanya.

Durian Garden Songgon Banyuwangi, Utamakan Kualitas

Tidak hanya membuka destinasi wisata, Durian Garden, juga memasarkan durian dan produk olahan melalui penjualan online, seperti marketplace dan berbagai media sosial. Risma mengatakan Durian Garden sangat memperhatikan quality control untuk mempertahankan kualitas. Itulah yang membuat rata-rata mereka yang telah membeli di Durian Garden melalui online akan membeli kembali.

“Kami menjual kualitas. Durian yang kami jual utamanya di online, apabila ada yang rusak atau kendala lainnya akan kami ganti,” kata perempuan berjilbab itu.

Pelanggan Durian Garden pun kian meluas terutama di kawasan Dejabotabek (Depok, Jakarta, Tanggerang, Bekasi) serta Surabaya. Rata-rata Durian Garden bisa menjual 80 hingga 100 buah durian tiap hari melalui online. Bahkan di musim durian, menurut Risma, bisa menjual 300 buah setiap harinya. “Saat ini rata-rata penjualannya 70 persen online, 30 persen offline,” katanya.

Risma dengan Durian Garden Songgon Banyuwangi terus mengembangkan rintisan bisnisnya dengan terus memperluas kolaborasi. Selain telah bermitra dengan para petani melalui Kelompok Tani Garden Forest serta masyarakat setempat, Durian Garden saat ini telah menjalin mitra dengan Kang Duren.

G-Land: Riwayat Sebuah Nama

Kang Duren merupakan salah satu startup yang fokus pada pembangunan ekosistem dan memajukan para petani durian. Difasilitasi Pemkab Banyuwangi, para petani Songgon menandatangani MoU dengan Start Up Kang Duren untuk pengembangan pemasaran marketing online.

Menurut Risma dengan kolaborasi bersama Kang Duren, diharapkan bisa makin memperkenalkan durian Banyuwangi yang terkenal memiliki berbagai varietas dan keunggulan.

Sebagai salah satu daerah penghasil durian nusantara, Banyuwangi memiliki berbagai varietas durian unggul, seperti durian merah, Balqis, Banteng, Kepodang, Gandrung, Blambangan, Tawang Alun, mentega, orange, pink, kasur, dan masih banyak lainnya. Semua jenis durian tersebut memiliki keunggulan spesifik yang tidak dimiliki varietas durian di daerah lain.

Tidak hanya dengan Kang Duren, Durian Garden juga mendapat banyak dukungan. Durian Garden bermitra dengan Dinas Pertanian Banyuwangi untuk budidaya durian. ”Mulai dari pembudidayaan, pupuk, dan lainnya,” kata Risma.

Mereka juga mendapat dukungan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi serta Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), untuk mengembangkan destinasi wisatanya serta berbagai promosi.

Dinas Koperasi dan UMKM Banyuwangi juga membantu untuk memasarkan durian dan berbagai produk turunan yang dihasilkan Durian Garden Songgon Banyuwangi. Selain itu, Durian Garden juga bermitra dengan perbankan.

Influencer Durian Writer dari Amerika, juga datang dan menikmati langsung durian di Durian Garden Songgon.

”Dengan banyak kolaborasi pengelolaan dan pengembangan durian, dilakukan mulai dari hulu dan hilir. Kami ucapkan terima kasih karena banyak dukungan pada Durian Garden,” kata Risma.

Ke depan Risma bersama Durian Garden ingin durian Banyuwangi makin dikenal. Itulah dia bersama timnya akan terus meningkatkan kualitas Dunia Garden.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *