Minggu, Oktober 27BANYUWANGINET
Shadow

Cerita Para Peternak Kambing di Lereng Gunung Raung Banyuwangi, Seminggu Hasilkan 2000 Liter Susu

Cerita Para Peternak Kambing di Lereng Gunung Raung Banyuwangi, Seminggu Hasilkan 2000 Liter Susu
Cerita Para Peternak Kambing di Lereng Gunung Raung Banyuwangi, Seminggu Hasilkan 2000 Liter Susu

BanyuwangiNet.com – Di lereng Gunung Raung Banyuwangi, tepatnya di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, terdapat kelompok peternak kambing perah jenis etawa. Tiap bulan kelompok peternak ini mampu menghasilkan 3.600 liter susu etawa.

Hasil dari memproduksi susu itu, tidak hanya untuk para peternaknya tapi juga untuk membantu warga miskin, anak sekolah dari keluarga tidak mampu, dan yatim piatu.

“Saya terkesan dengan kerja keras para peternak kambing perah di sini. Tidak hanya memperhatikan kelompoknya saja, namun mereka memiliki jiwa sosial dengan membantu warga miskin dan anak yatim piatu,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat mengunjungi peternakan tersebut.

“Meski dibilang baru dirintis, tapi potensi produksi susunya sangat besar. Ini bisa menjadi ekonomi kerakyatan yang bisa diduplikasi oleh desa lain,” tambah Ipuk.

Ngantor di Desa, Bupati Ipuk Bersama Nakes Keliling Naik Motor Pantau Kesehatan Warga di Pelosok

Kawasan peternakan kambing etawa di desa ini dikelola Kelompok Usaha Bersama (KUB) Panji Makmur. Didirikan sejak 2018 lalu, usaha ini menggabungkan 15 peternak kambing perah produktif yang ada di Jambewangi.

Satu peternak rata-rata memiliki 30-35 kambing. Namun total terdapat 100 ekor yang bisa diperah. Seminggu kelompok peternak ini bisa menghasilkan sekitar 1000 hingga 2000 liter susu. Menurut Ipuk dengan besarnya potensi susu kambing harus dimanfaatkan.

“Bukan hanya menjual susunya saja, melainkan juga bisa menjual olahan susu etawa. Jadi produksinya bisa dari hulu ke hilir. Dengan demikian peternak akan semakin berdaya,” tuturnya.

Selain untuk komoditas ternak, kawasan peternakan juga bisa menjadi wisata edukasi. “Saat ini telah menjadi tren wisata edukasi di kebun dan peternakan. Ini bisa menjadi wisata edukasi dengan menawarkan pengalaman memerah susu dan edukasi terkait susu etawa,” kata Ipuk yang sempat turut memerah susu.

Ngantor di Desa, Bupati Ipuk Temui Guru dan Siswa Cegah Kekerasan Anak

Ketua KUB Panji Makmur, Hanif, mengatakan selain kambing etawa kelompoknya juga mengembangkan kambing perah jenis persilangan etawa, yakni Sapera.

“Perhari rata-rata untuk yang murni kambing etawa menghasilkan 1 liter susu lebih, sedangkan Sapera bisa sampai 2 liter,” kata Hanif.

Selain dijual menggunakan branding sendiri, KUB Panji Makmur ini juga menjadi supplier rutin salah satu pabrik susu ternama.

Hanif menceritakan, kelompoknya juga bekerja sama dengan jaringan peternak kambing perah dari berbagai Kecamatan di Banyuwangi. Menurutnya gabungan kelompok usaha susu kambing di Banyuwangi bahkan mampu menyuplai hingga 15 ribu liter susu kambing tiap minggu.

“Permintaan pasar mencapai 15 ribu liter tiap minggunya, sistem kami adalah mitra bersama dari seluruh peternak. Perliternya kita harga sekitar Rp 15.000,” ungkap Hanif.

Hanif menjelaskan, untuk masa produktif kambing perah dimulai usia saat kambing berusia 2 tahun dengan masa perah selama 1 tahun lebih. Selama itu, pemberian nutrisi makanan kambing harus benar-benar terjaga.

Setelah kambing melewati masa produktifnya, selanjutnya bisa dimanfaatkan dagingnya untuk kebutuhan konsumsi atau stok hewan kurban.

Hanif mengaku, saat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merebak, ternak kambing di Jambewangi tidak sampai ada yang mati. Semuanya secara cepat telah mendapatkan vaksinasi dari Pemkab Banyuwangi.

“Alhamdulillah meski ada PMK waktu itu, tapi tidak ada yang sampai mati. Karena kebersihan kandang dan juga pakan kita benar-benar jamin nutrisinya. Vaksinasi juga diberikan oleh petugas,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version