Sabtu, Oktober 26BANYUWANGINET
Shadow

Cegah Stunting Banyuwangi Galakkan Konseling Pranikah

Cegah Stunting Banyuwangi Galakkan Konseling Pranikah
Cegah Stunting Banyuwangi Galakkan Konseling Pranikah. Bupati Ipuk dialog bersama ibu-ibu menyosialisasikan pencegahan stunting.

BanyuwangiNet.com – Berbagai upaya dilakukan Pemkab Banyuwangi untuk percepatan penurunan stunting. Salah satunya, menggalakkan program konsultasi pranikah bagi pasangan calon pengantin (catin).

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, konseling ini membekali para calon pengantin tentang berbagai informasi dalam mempersiapkan kehamilan. Bagaimana menjaga kesehatan diri dan pasangan agar saat hamil dalam keadaan sehat sehingga melahirkan anak-anak yang sehat, terhindar dari stunting.

“Ini adalah upaya pencegahan stunting dari hulu. Agar bayi-bayi yang dilahirkan tidak berpotensi stunting,” kata saat meninjau konseling pranikah di sela program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), di Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, Selasa (24/1/2023).

Warung Naik Kelas, Cara Banyuwangi Berdayakan Ekonomi Usaha Mikro

“Kita screening kesehatan calon pengantinnya agar faktor resiko bisa terdeteksi sejak dini, sehingga bisa segera diintervensi,” tambah Ipuk.

Konseling dan screening kesehatan catin dilakukan oleh tim pendamping keluarga (TPK) terdiri dari unsur PKK, kader KB, dan bidan di tiap-tiap desa, melalui aplikasi elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil) dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

“TPK memastikan setiap keluarga yang teridentifikasi berisiko stunting bisa mendapatkan intervensi dari pemerintah. Data akurat sangat diperlukan agar program yang digulirkan tepat sasaran. Saya harap TPK berpartisipasi aktif dalam program penurunan stunting yang terus kita galakkan,” ujar Ipuk.

Perupa Banyuwangi Kolaborasi dengan Penyanyi Terkemuka Luncurkan Lukisan Format NFT

Ditambahkan Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Banyuwangi, Henik Setyorini, setiap catin yang mengurus administrasi pernikahan di kantor desa, wajib mendownload dan mengisi aplikasi elsimil dengan pendampingan dari TPK.

Pengisian aplikasi dilakukan berdasarkan hasil tes kesehatan dari puskesmas. Meliputi, berat badan, lingkar lengan catin perempuan, usia, kadar Hb, dan sebagainya.

“Data teridentifikasi akan dilakukan intervensi sesuai faktor resikonya. Misalnya ditemukan catin kurang gizi maka ada program peningkatan gizi hingga catin tersebut pada kondisi ideal untuk menikah dan hamil,” urai Henik.

Henik menyebut, sejak 2022 hingga 25 Januari 2023, jumlah catin yang telah mendapatkan pendampingan dan tercatat dalam Elsimil sebanyak 15.368 pasangan. Pendampingan dilakukan 1.316 TPK yang tersebar di seluruh kecamatan se-Banyuwangi.

PBNU Berikan Penghargaan pada Penggubah Selawat Badar di Banyuwangi

Selain calon pengantin, menurut Henik, TPK juga melakukan pendampingan kepada ibu hamil, nifas, ibu menyusui, hingga balita beresiko stunting. Jika ditemukan resiko, TPK akan segera berkoordinasi dengan dinas terkait untuk dilakukan intervensi yang tepat.

Banyuwangi mengalokasikan Rp. 7 miliar di 2023 untuk percepatan penurunan stunting. Anggaran itu digunakan untuk intervensi nutrisi ibu hamil berisiko tinggi dan bayi di bawah dua tahun (baduta) yang stunting.

Intervensi ini dilakukan berdasarkan pada data keluarga terindentifikasi stunting yang lengkap by name, by address, berikut determinan penyebab, hingga jenis intervensi yang bisa dilakukan.

Data tersebut di-update secara real time melalui aplikasi Banyuwangi Tanggap Stunting oleh kader dasawisma dan posyandu yang tergabung dalam TPK.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version